Lihat saja para penggemar perempuan yang datang ke stadion dan mengenakan jersey klub kesayangannya, lihat nama dan nomor pemain yang tertera di punggungnya, pastilah pemain yang memiliki wajah rupawan, setidaknya, pemain yang enak dipandang mata!
Ini juga terjadi pada Loris Karius, kiper asal Jerman yang mengikat kontrak dengan Liverpool sejak 2016. Apakah Karius kiper yang sangat hebat? Tidak juga. Tragedi final Kiev 2018 adalah puncak pembuktian bahwa Karius 'bermasalah' dalam permainannya di lapangan. Di luar final itu, blundernya terjadi di mana-mana. Ketika dipinjamkan ke Besiktas lalu ke Union Berlin, 'penyakitnya' tak juga sembuh, malah makin parah.
Apakah Karius sepi penggemar? Tidak juga. Setelah kejadian Kiev yang memalukan itu, Karius memang dihujat kiri-kanan. Tapi, lalu datang rombongan kaum hawa yang membelanya. Wajah Karius yang ganteng dengan muka sedih dan beredar di mana-mana, malah membuat banyak kaum hawa simpati. Salah satu yang vokal menyuarakan pembelaannya adalah Mia Khalifa, mantan bintang film dewasa yang getol membela Karius. Sama sekali bukan karena ia penggemar Liverpool, tapi karena ia mengaku suka dengan kegantengannya!
Gara-gara ini, fans Karius bukannya merosot, malah naik tajam. Akun Instagramnya, tadinya hanya diikuti 400 ribuan, lalu surut setengahnya (gara-gara kejadian di final lawan Real Madrid itu). Tapi gara-gara 'promosi' Mia Khalifa, angka penggemarnya naik lagi sampai angka 1,7 juta, dan isinya kebanyakan kaum hawa! Memang bukan angka yang besar jika dibandingkan dengan Ronaldo yang punya 263 juta pengikut, tapi 'Teori Ganteng' itu memang terlihat relevan. Apalagi kalau Karius bermain apik, bisa saja mengalahkan pengikut akun resmi Liverpool itu sendiri. Buktinya, angka pengikut Ronaldo itu jauh di atas pengikut akun IG resmi Juventus yang 'hanya' 45 jutaan.
Itu contoh soal pemain-pemain sepakbola ganteng, baik yang bermain ganteng seperti wajahnya, maupun yang ganteng saja tapi tak terlalu baik mainnya. Lalu, apa yang terjadi jika yang ganteng itu bukan pemainnya, tapi pemilik klubnya?
Ini cerita baru. Selama ini klub-klub sepakbola dimiliki oleh orang-orang kaya yang rata-rata sudah berumur. Sebagian malah sudah sepuh, yang daya tarik fisiknya sudah berkurang, selain daya tarik kantongnya. Mungkin hanya David Beckham saja yang masih memiliki daya tarik fisik dan ia menjadi pemilik klub Inter Miami yang berlaga di MLS. Itupun belum teruji, karena masih sangat baru.
Nah, dari tanah Inggris, muncul kabar soal pemilik klub yang punya daya tarik fisik; muda, ganteng, masih sendiri (setidaknya belum menikah lah), dan tentu saja tajir melintir. Namanya adalah Kyril Lois-Dreyfus, seorang pemuda kelahiran 18 Desember 1997, alias baru lewat 23 tahun.
Kiril baru saja diumumkan sebagai pemilik saham terbanyak klub sepakbola Inggris, Sunderland AFC yang saat ini bermain di League One (kasta ketiga sepakbola Inggris). Selain masih muda (dan menjadi pemilik klub termuda di Inggris), ia punya wajah yang enak dipandang, ganteng lah. Selain itu, ia memiliki kekayaan senilai 2 milyar poundsterling (satu pound saat ini hampir senilai 20 ribu rupiah, kalikan aja sendiri). Itu yang duitnya sendiri. Padahal, ia juga pewaris perusahaan Louis-Dreyfous peninggalan keluarganya dari pihak ayah, Robert Louis-Dreyfous, yang saat ini dijalankan oleh istrinya (ibu Kyril, Margarita). Menurut Forbes, uang yang dikelola emaknya itu senilai 5.6 milyar pound!
Kedatangan Kyril ini disambut gembira fans The Black Cats (julukan Sunderland). Pemilik lama klub ini, Stewart Donald, dikenal pelit (atau mungkin memang nggak mampu) sehingga klub yang terdegradasi musim 2016-17 ini bukannya kembali ke Premiership, tapi malah turun kasta lagi ke League One. Hal yang membuat fans The Black Cats meradang. Apalagi, pemain-pemain top mereka --salah satunya adalah Jordan Pickford, kiper Timnas Inggris---malah dijual ke Everton karena butuh duit!
Kedatangan Kyril yang berkantong tebal jelas menggembirakan. Apalagi Kyril datang dari keluarga yang mengerti sepakbola. Ayahnya, Robert adalah mantan pemilik klub besar Perancis, Marseile (sebelum meninggal dan akhirnya dijual tahun 2016). Tentu saja hal ini membuat harapan fans The Black Cats agar klubnya kembali ke Premier League meningkat. Sunderland sudah lama tak merasakan trofi tertinggi di Inggris itu setelah enam kali menjuarainya, dan terakhir tahun 1936!
Memang, gebrakan Kyril masih harus ditunggu. Tak ada pula hubungannya dengan wajahnya yang ganteng. Tapi boleh dong kalo penggemar The Black Cats (cewek terutama) bergembira. Kelak, kalau situasi sudah normal dari Covid, mereka bisa datang ke stadion lalu mengalihkan pandangan ke tribun VIP buat mencuri pandang, bukan hanya ke lapangan, hehe...