Apa hubungannya ketampanan seorang pria dengan sepakbola? Secara langsung ya tidak ada. Pemain sepakbola ganteng tapi mainnya jelek, ya belum tentu laku dipakai jasanya oleh klub atau pelatihnya. Apalagi kalau cuma ganteng dan mainnya melempem, sebelum masuk lapangan malah bergaya dulu, bukannya latihan atau pemanasan.
Tapi di era sepakbola bisnis seperti sekarang ini, wajah tampan seorang pemain juga bisa menjadi salah satu daya tarik klub untuk merekrutnya. Setidaknya, mungkin saja dia bisa menarik banyak penggemar untuk datang ke stadion untuk membuktikan ketampanannya, atau membeli jersey dan aksesoris lainnya yang dijual oleh klub dan menambah pundi-pundi uang baik untuk klub maupun si pemainnya sendiri.
Untuk itu, banyak contoh. Di era kejayaannya, David Beckham, pemain Inggris yang kinclong bersama Manchester United, dikenal sebagai pemain yang tampan. Rambutnya didandani model apapun --bahkan pernah bergaya Mohawk yang dianggap 'tak tampan' tapi tetap saja terlihat tampan. Ketampanannya ini, konon ikut menyumbang gelontoran uang buat setan merah.
Sembilan tahun berbakti di bawah asuhan Sir Alex Ferguson, menyumbang banyak uang bagi klubnya dari luar lapangan, yakni soal penjualan jersey dengan namanya. Apalagi sejak ia makin dipercaya di lapangan dan kemudian menggunakan nomor 'keramat' warisan George Best dan Eric Cantona, yakni nomor 7, sejak musim 1997-98.
Bukan itu saja, kabarnya gara-gara popularitas Beckham, merek-merk penyedia perlengkapan (apparel) juga berebut ingin bekerjasama dengan MU. Saat Beckham masuk, MU masih bekerjasama dengan Umbro. Lalu raksasa AS, Nike, masuk dan menggusurnya dengan nilai kontrak yang fantastis, bahkan yang terbesar di Inggris.
Begitupun dengan sponsor klub (yang biasa terpampang di bagian depan jersey). Gusur-menggusur terjadi, dengan angka kontrak yang terus menanjak. Vodafone masuk menggusur Sharp Electronics, juga dengan memecahkan rekor kontrak. Semata karena pesona Beckham.
Kepindahan Beckham ke Real Madrid tahun 2003, juga tak semata-mata karena permainannya. Ada persoalan bisnis di sana. Kabarnya, Adidas yang menguasai Madrid, saingan bisnis Nike, punya andil dalam transfer itu.
Ketika MU punya pengganti Beckham pada sosok Cristiano Ronaldo --yang juga menggunakan nomor 7 kemudian---MU kembali punya ladang pemasukan. Selain bermain apik, Ronaldo juga dianggap memiliki tampang yang menawan dan digilai kaum perempuan. Setelah itu, seperti kita tahu, Madrid pun memboyong Ronaldo juga.
Makanya, MLS (liga sepakbola AS) juga bergembira ketika Beckham hendak memasuki masa pensiunnya dengan bermain di LA Galaxy, karena bukan klub saja yang ketiban untung, tapi sepakbola yang terlalu populer di negeri Paman Sam pun kebagian untung, peminatnya meningkat.
Itu pulalah yang membuat Beckham dan Ronaldo, masuk dalam jajaran pemain sepakbola yang paling banyak mendapatkan uang dari kontrak-kontrak iklan di luar urusan sepakbola. Hingga kini, keduanya masih belum ada yang menyaingi (apalagi Ronaldo masih aktif).
Beckham dan Ronaldo memang punya skill yang jauh di atas rata-rata, kalau tidak dikatakan sangat baik dan berkelas dunia. Jadi bisa diperdebatkan apakah daya tarik mereka karena skill atau ketampanannya. Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa, daya tarik fisik itu memberi andil besar bagi meningkatnya penggemar di kalangan perempuan, baik yang menonton langsung maupun yang membeli jersey (dan lainnya).