"Ya sudah, itu saja!" jawab Soso. Ia tak mau kelamaan mikir, yang penting makan. "Jangan lupa kopinya!"
Perempuan yang mungkin berusia 20 tahunan lebih itu mengangguk, tersenyum lalu menyibakkan rambut pendeknya yang berwarna kemerahan dan meninggalkannya. Baru kali ini Soso memperhatikannya lebih seksama. Manis juga ternyata, hehe...
Tak lama, gadis itu kembali dengan pesanannya. Tanpa pikir panjang lagi, Soso langsung menghabiskan makanannya. Yaah, rasanya agak-agak aneh di lidahnya, tapi tak apalah, masih cukup bisa diterima.
Beres makan, sambil menyeruput kopinya dan menyalakan cangklong, Soso memeriksa jalanan. Tak ada tanda apa-apa. Hanya beberapa pria yang melintas, itupun malah masuk ke kedai ini.
Makin malam, tak ada apapun. Sementara kedai itu bukannya beranjak sepi, tapi malah bertambah ramai. Soso memanggil lagi gadis pelayan itu, "Bawakan aku secangkir kopi lagi!" kata Soso.
Tak lama pesanannya datang. "Menunggu seseorang?" tanya pelayan itu.
Soso mengangguk sambil tersenyum.
"Lado?"
Soso menggeleng, "Aku sudah menginap di rumahnya sejak semalam, barusan juga dari situ..."
"Siapa?"
"Seseorang yang berjanji akan menemuiku..."