Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Scottish Premiership dan Peluang Gerrard-Rangers Juara

31 Januari 2021   12:40 Diperbarui: 31 Januari 2021   12:49 2935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Scottish Premiership (Sumber: scefl.com)

Sejauh ini, Scottish Premiership sudah memasuki putaran kedua (ada yang sudah 26 pertandingan dan ada yang baru 24 pertandingan). Artinya, semua klub masih akan saling bertemu satu kali, sebelum masuk babak split. Sementara ini, Rangers memimpin klasemen dengan poin 72 (dari 26 laga). Di bawahnya ada juara bertahan 9 kali berturut-turut, Celtic yang mengantongi 49 poin dari 24 laga.

Apakah pasukan Steven Gerrard akan berhasil menggagalkan ambisi Celtic untuk juara kesepuluh kalinya secara berturut-turut? Secara psikologis sangat mungkin. Jarak 23 poin sangatlah jauh. Tapi secara matematis belum. Jika Celtic menyapu bersih seluruh laga tersisa (termasuk putaran ketiga), mereka bisa mengumpulkan 91 poin. Dengan begitu, pasukan Glasgow biru masih butuh 20 poin lagi. Kalau semua laga tersisa di putaran kedua ini bisa dimenangkan, Rangers bisa juara sebelum masuk putaran ketiga. Dan itu bisa lebih cepat lagi andai musuh bebuyutannya, Celtic, makin sering tersandung.

Urusan 'tersandung' ini, nampaknya memang lagi jadi masalah bagi Celtic. Musim ini, mereka sudah tujuh kali bermain imbang, dan 3 kali kalah, hal yang sangat jarang terjadi di beberapa musim sebelumnya. Jumlah gol yang mereka lesakkan ke gawang lawan memang masih cukup subur, 51 gol, kalah dari Rangers yang sudah menceploskan 66 gol. Yang parah adalah di belakang, sementara Rangers baru kebobolan 7 gol, Celtic sudah 20 kali.

Kekalahan terakhir mereka dialami tanggal 30 Januari kemarin, saat melawan klub papan tengah St Mirren di kandang sendiri, mereka takluk 1-2. Pelatih mereka, Neil Lennon --menggantikan Brendan Rogers yang balik ke Inggris kemudian menangani Leicester---tampaknya menyadari betul tekanan psikologis yang dilancarkan seterunya, Gerrard dengan Rangers-nya.

Musim kemarin, mereka 'diselamatkan' Covid. Kalau tidak, bisa saja Rangers sudah merebut juara musim itu. Dan kali ini, rasanya, hanya 'bencana' besar saja yang bisa menghentikan pasukan Steven Gerrard merengkuh juara setelah menunggu sepuluh tahun lamanya. Bahkan kalaupun liga dihentikan seperti musim lalu, Rangers tetap berhak juara jika patokannya adalah hasil di putaran pertama.

Terlalu dini memang untuk memberi selamat kepada Steven Gerrard saat ini. Termasuk juga sangat dini menghubungkan Gerrard sebagai calon pengganti Jurgen Klopp di klub yang membesarkan namanya sebagai pemain, Liverpool. Atmosfir dan sistem liga di Skotlandia sangat berbeda dengan Inggris.

Gerrard sangat memahaminya. Mimpi memimpin mantan klubnya saat ini adalah mimpi yang terlalu dini. Dia harus melihat nasib 'kawan-kawannya' seperti Mikel Arteta dan Ole Solksjaer yang dirundung habis-habisan oleh mantan penggemarnya sendiri; tak peduli status legenda saat mereka bermain dulu. Jangan sampai ia bernasib seperti kompatriotnya di Timnas Inggris, Frank Lampard, yang sebelumnya dianggap lebih keren karena bisa menukangi Chelsea dibanding dirinya yang 'hanya' menukangi Rangers.

Kalaupun nanti ia sukses mengantarkan Rangers juara dan ingin naik kelas, menukangi klub di liga lain yang sistemnya lebih mirip dengan Inggris adalah pilihan yang baik. Sebagai penggemar Gerrard dan Liverpool, saya tak ingin Gerrard bernasib seperti Lampard. Terlalu kejam bro!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun