Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (2) Aku Benci Rusia

28 November 2020   09:05 Diperbarui: 16 Desember 2020   15:32 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soso pun pulang ke rumahnya ditemani Nora. Tapi baru sampai di rumah, bukan sambutan hangat yang didapatkannya, melainkan tamparan keras di pipinya. "Dasar anak bandel, disuruh sekolah baik-baik malah belajar gulat. Memangnya kamu mau jadi apa? Mau jadi kinto?"[2]

Soso cuma meringis, ditambah sedikit malu, karena Nora malah cengar-cengir melihatnya.

 "Mak Keke, saya pulang dulu ya..." kata anak itu pada Emaknya Soso.

 "Iya Neng... biar Emak hajar dulu anak ini, nanti Emak suruh ke sana kalau sudah selesai!" jawab Mak Keke.

 "Heh, denger..." kata Mak Keke pada Soso, "Pak Chark bilang ada beasiswa buat anak pinter yang mau sekolah di Tiflis.[3] Sana tanyain, bagaimana cara ngedapetinnya. Kalau sampai kau nggak dapet ntu beasiswa, pergi saja sana susul bapakmu, biar jadi gembel pemabok!"

 "Iya Mak, iya...." jawab Soso.

 "Sudah, ganti baju dulu sana..."

 "Makan dulu Mak, lapar..." kata Soso.

"Makan apa, batu? Tuh banyak di belakang rumah!"

 Soso berjalan gontai ke dalam rumah, sebelum itu ia mengintip ke tudung saji di meja makan... dan beneran nggak ada apa-apa... Ia bener-bener merasa bersalah pada Emaknya. "Gara-gara anak Rusia sialan itu...!" bathin Soso.

 *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun