Pengen jadi ahli listrik, takutnya anaknya mati kesetrum. Pengen anaknya kerja di Telkom, takut mati kebelit kabel. Mau anaknya kerja jadi nelayan, takut mati tenggelam. Jadi petani, takut anaknya kesamber gledek di tengah sawah. Mau jadi tentara, takut mati ketembak.
Jadi, satu-satunya profesi yang menurutnya aman ya jadi pendeta. Pendeta kan nggak usah ikutan perang, kalopun perang kan nggak bakal ditembak kayak perawat atau palang merah. Ya sudah, akhirnya Mak Keke pun memutuskan, Soso harus jadi pendeta.
Soso sendiri kalo ditanya cita-citanya, pasti jawabnya, "Pengen jadi orang ngetop!" nggak ada jawaban lain. Makanya ketika disuruh Mak Keke, jadi pendeta, dia langsung bertanya. "Emang jadi pendeta bisa ngetop Mak?" tanyanya.
Mak Keke mengangguk. "Kamu kan sering ikut kebaktian. Pak Chark ngetop kan di sini, semua orang tau kan?" ia memberi contoh Pak Charkviani. Soso mengangguk. "Naah, sudah, jadi pendeta saja bisa ngetop!" tambah Mak Keke.Â
"Kata peramal Gipsi, nanti di masa depan, pendeta dan penyebar agama juga bisa ngetop, masuk tipi, punya acara tipi, jalan-jalan ziarah ke penjuru dunia, jadi bintang iklan, bahkan punya istri artis... kalo sepi order bisa nyaleg atau ikut tim sukses... enak kan?" sambung Mak Keke.
Soso mengangguk-angguk. "Oke deh kalo begitu, aku jadi pendeta aja Mak..." jawabnya.
Mak Keke pun senang. Tahun 1888 Soso didaftarkan di Sekolah Gereja Gori saat usia Soso menjelang sepuluh atau sebelas tahun --maklum, Mak Keke lupa mencatat tanggal kelahiran Soso dengan bener, kadang ia menyebut tanggal lahir Soso 6 Desember 1878, 18 Desember 1878, kadang 21 Desember 1878, bahkan kadang menyebut tanggal 21 Desember 1879.Â
Catatan kelahiran Soso dibuat sekenanya, Pak Beso nyatetnya di kertas bekas, dan kertasnya sudah kecuci sama Mak Keke. Atau mungkin nyatetnya di kertas tembakau, jadinya sudah habis dibikin ngelinting rokok.
Gurunya pun bingung saat mau nyatet hari lahir Soso. "Jadi yang mana nih yang dicatet?" tanyanya.
"Ya udah, kayaknya sih 6 Desember 1878..." kata Mak Keke.
"Jangan Mak, catet aja yang tanggal 21 Desember 1879..." timpal Soso.