Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Minggir! Mobil Super dari Srilanka Mau Lewat!

16 Februari 2015   03:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:07 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_351287" align="aligncenter" width="454" caption="Tampang Neng VEGA, Supercar made in Srilanka! (CodeGen International)"][/caption]

Kontroversi soal ‘mobnas’ yang akan dikembangkan di Indonesia hasil kerjasama dengan Proton Malaysia, mungkin masih panas untuk dibahas. Tapi saya males bahas yang panas-panas, soal ini biarin aja dulu, paling tidak sampai nanti keliatan bentuk ‘mobnas’ yang diributkan itu kayak apa sih... kalo suka beli, kalo enggak ya nggak usah, apalagi kalo nggak punya duit, nggak usah maksa. Toh, yang kemarin dikasih nama LCGC juga tetep aja mahal buat kantong saya.

Jadi, ketimbang bikin panas hati dan kepala, saya mendingan manas-manasin aja. Bayangkan saja, ketika kita masih berkutat dengan definisi apa itu ‘mobnas’ dan syarat apa sebuah mobil boleh menyandang gelar ‘nasional’ di belakangnya, ada sebuah negara yang tiba-tiba muncul dengan sebuah mobil berteknologi tinggi. Bukan Jerman, Jepang, Italia, atau Inggris, tapi SRILANKA! Iya, Srilanka, negara pulau di selatan India, yang tahun 2004 sama nasibnya dengan kita, luluhlantak karena tsunami.

Rata-rata orang Indonesia tidak punya ingatan apa-apa soal Srilanka, bahkan membedakan orang India dan Srilanka saja kita tidak bisa. Waktu tinggal di Slipi Jakarta Barat sekitar tahun 2005-an, kamar kost kecil di sebelah kamar saya tiba-tiba diisi penghuni istimewa. Kulitnya gelap, badannya tinggi, dan ia berbahasa Inggris kacau, sama kacaunya dengan bahasa Inggris saya. Tadinya saya menyangka dia orang India, saat berkenalan, ia menyebut namanya Ranu, entah apa panjangnya. Dan ia menyebut kalau ia berasal dari Srilanka, dari suku Moor yang Muslim, dan datang ke Indonesia untuk berbisnis pakaian yang dibelinya di pasar Tanah Abang yang tak jauh dari kosan di Slipi itu. Belakangan, bisnisnya berkembang, jadi impor produk turunan dari kayu cendana, dan karenanya ia pindah kosan setelah tinggal hanya selama kurang lebih tiga bulan. Selama tiga bulan itu, ia selalu mengeluh, karena katanya, orang Indonesia selalu menyebutnya orang India, meski ia sudah berkali-kali menjelaskan bahwa ia orang Srilanka.

Srilanka memang bukan negara yang kita kenal baik. Kalaupun terkenal, Srilanka hanya dikenal dari industri pariwisatanya, juga produk teh-nya yang diekspor ke Eropa. Industri pariwisata di Srilanka harus berterimakasih pada Marco Polo, penjelajah dari Venesia yang asal-usulnya diperebutkan oleh Italia dan Kroasia (karena wilayah kelahiran Marco Polo itu sekarang terpecah dan masuk dalam wilayah banyak negara; Italia, Kroasia, Yunani, Albania, Cyprus, Montenegro, Slovenia, Turki, Rusia, dan juga Ukraina). Dalam catatannya Livres des Marveilles du Monde, Marco Polo menulis, Srilanka adalah salah satu pulau terbaik di seluruh dunia. Sejak itu, pelancong Eropa terus berdatangan untuk menikmati keindahan pantai-pantai yang mengelilingi negara pulau itu. Soal betul atau tidak ungkapan Marco Polo, saya nggak tau karena belum pernah ke sana, dan Marco Polo tak pernah mampir di Indonesia, hanya sekali saja melewati Selat Malaka. Seandainya ia melewati Nusantara, bisa jadi, pikiran Marco Polo berubah, hehe...

Nah, dari negara yang kurang kita kenal inilah geger soal ‘mobnas’ kita harus disisihkan dulu. Malu lah, dari dulu kita hanya ribut soal ini tapi nggak pernah ada progresnya. Bukan apa-apa, Srilanka yang tidak kita kenal ini, tiba-tiba saja menggegerkan dunia otomotif sejagat. Seorang pengusaha Srilanka, Harsha Subasinghe, pemilik perusahaan CodeGen, pengembang peranti lunak untuk industri perjalanan dan pariwisata, tiba-tiba memperkenalkan sebuah mobil sport mewah yang diberi nama VEGA. Mobil dengan tongkrongan ala Ferrari dan Lamborghini ini memiliki kekuatan 900 daya kuda (horsepower), kecepatan maksimal 220 km per jam, torsi 720 nm, dan semuanya dijalankan dengan tenaga listrik! Teknologinya nggak main-main, mobil ini menggunakan serat karbon untuk bodinya, dan dijalankan dengan menggunakan baterai on-board lithium-ion.

Perancang mobil keren ini, juga orang Srilanka, yakni Beshan Kulapala, seorang doktor di bidang teknik listrik dan pernah bekerja di Intel selama 13 tahun. Kulapala memimpin 30 insinyur lokal dalam mengembangkan proyek dengan investasi awal senilai 500 ribu dolar AS ini. Meski tidak sehebat Ferrari atau Lamborghini dalam hal kecepatan, mobil ini punya kelebihan dalam penggunaan baterainya, yakni menggunakan baterai lithium yang ringan dan dijejali sejumlah inovasi dalam hal kemasan, keamanan, manajemen baterai, dan juga sistem perangkat kerasnya juga perangkat lunaknya. Mobil ini juga memakai perhitungan alogaritma untuk mengontrol kendaraan saat menempuh kondisi jalan dan cara mengemudi yang berbeda-beda.

[caption id="attachment_351283" align="aligncenter" width="371" caption="Bokong Neng VEGA juga sekseh, Bro! (CodeGen International)"]

14240059361952164734
14240059361952164734
[/caption]

Di luar itu, kehebatan dari mobil ini adalah dalam hal semangat para pembuatnya. Subasinghe, si Bos, kepada BBC menyebutkan, proyeknya bertujuan untuk mendemonstrasikan kepada dunia bahwa Srilanka mampu mengembangkan teknologi transportasi canggih. Sementara sang Arsitek, Kulapala, menyebut, tujuan proyek ini adalah untuk "Membuat orang percaya bahwa proyek rekayasa yang kompleks seperti supercar dapat berasal dari Sri Lanka, merupakan tantangan besar bagi kami," katanya, "Negara ini menghasilkan beberapa insinyur terbaik di dunia, tapi di masa lalu kami terlalu takut untuk berkomitmen untuk pengembangan produk inovatif, karena takut kalah atau diejek."

Subasinghe menambahkan, mobilnya mungkin tak terlalu cocok dengan kondisi jalanan negaranya, tapi tujuannya memang bukan untuk dijual di dalam negeri, tapi justru diekspor ke negara lain! Rencananya, mobil ini akan dijual seharga 400 ribu USD. Cuma wacana? Jangan salah, BBC dan Daillymirror sudah mengupas mobil ini habis-habisan dan mereka terpesona dengan kecantikan dan kecanggihannya.

Nah lho... apa kita nggak panas? Kalah sama Srilanka?

Jogja, 150214

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun