Pernah gak sih tiba-tiba terlintas bagaimana caranya mewariskan bumi yang kita huni untuk cucu kita nanti? Jawabannya ada di Kimia Hijau! Istilah Kimia Hijau menggambarkan proses kimia yang minim bahaya. Secara umum, Kimia Hijau erat kaitannya dengan proses perancangan dan pembuatan produk dengan meminimalkan atau menghilangkan bahaya yang ditimbulkan oleh zat kimia terhadap lingkungan.
Paul T. Anastas dan John C. Warner pada tahun 1998 merumuskan 12 Prinsip Kimia Hjijau (Britannica.com) yaitu:
1. Cegah pemborosan mengelola atau membuang limbah yang dihasilkan.
2. Mempromosikan "ekonomi atom" (yaitu, memaksimalkan efisiensi produksi sehingga lebih sedikit produk sampingan yang dihasilkan selama pembuatan produk akhir).
3. Mensintesis produk sampingan kimia yang kurang berbahaya.
4. Rancang produk kimia yang lebih aman dan kurang beracun.
5. Gunakan pelarut dan bahan tambahan yang lebih aman dalam proses kimia.
6. Merancang proses manufaktur kimia yang hemat energi.
7. Menggunakan bahan baku yang terbarukan.
8. Kurangi atau hindari produksi derivatif.
9. Memanfaatkan katalis untuk meningkatkan efisiensi reaksi dan mengurangi limbah.
10. Mendesain bahan kimia yang terurai menjadi produk yang tidak berbahaya setelah digunakan.
11. Menggunakan proses kimia yang lebih aman.
12. Mengkampanyekan kimia yang lebih aman untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Â
Kimia Hijau adalah superhero sebenarnya bagi masa depan kita. Ya, dengan Kimia Hijau, kita bisa mewariskan bumi yang kita huni bagi cucu kita nanti! Bayangkan kalo semua plastik yang biasa kita konsumsi beralih menjadi plastik biodegradable, polusi akan jauh semakin berkurang dan bumi makin sehat. Contoh penerapan Kimia Hijau lainnya yaitu penggunaan katalis. Tau ngga, kalo pembuatan biodiesel dari minyak nabati dapat menggunakan katalis enzim lipase sehingga dapat mengurangi limbah yang berbahaya.
Tahukah kamu, kalo cip komputer yang biasa dipakai dalam komputer ternyata membutuhkan bahan baku kimia dan bahan bakar fosil dalam membuatnya, lho! Jumlahnya hampir 630 kali lebih berat dari cipnya itu sendiri. Semakin hari, kebutuhan akan cip komputer semakin tinggi. Ilmuwan menerapkan Kimia Hijau dalam mencari solusi memproduksi cip dalam jumlah banyak dengan bahan baku yang minimal. Lahirlah CO2 superkritis yang secara signifikan terbukti menurunkan jumlah bahan kimia, energi, dan air yang diperlukan untuk memproduksi cip komputer.
Sayangnya, penerapan Kimia Hijau dalam berbagai bidang masih terbatas karena kendala biaya dan teknologi. Namun, informasi yang semakin mudah diakses membantu meningkatkan kesadaran banyak orang dalam menjaga lingkungan. Warisan bumi yang sehat dan nyaman bagi cucu kita bukan hal yang tidak mungkin lagi jika kita mengimplementasikan Kimia Hijau. Yuk, kita mulai menerapkan Kimia Hijau dimulai dari diri sendiri!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H