Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Sosiokultural dalam Aspek Komunikasi Kesehatan

21 November 2017   19:48 Diperbarui: 21 November 2017   19:56 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan, mengenal komunikasi kesehatan merupakan hal yang dapat menguntungkan keberlangsungan hidup setiap manusia. Komunikasi kesehatan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi atau mempersuai seseorang mengenai pola hidup sehat dan pencegahan penyakit yang berdampak pada kesehatan. Komunikasi kesehatan juga perlu memperhatikan aspek sosial budaya yang ada di sekitar lingkungan yang ingin dikomunikasikan. Karakteristik seseorang berdasarkan demografik, gaya hidup, dan lainnya akan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan pesat komunikasi kesehatan. Selain itu, ahli kesehatan harus dapat memahami sistem kesehatan dan sistem menjaga kesehatan terlebih dahulu agar dalam menyebarkan informasi mengenai kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan efektif.

Sistem kesehatan dan juga sistem menjaga kesehatan dapat dipahami melalui aspek sosiokultural masyarakat itu sendiri. Struktur sosial dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat menjadi hal penting bagi kesehatan. Sebagai contohnya adalah kampanye mengenai bahaya merokok bagi kesehatan, maka pihak yang membuat kampanye tersebut harus mengetahui terlebih dahulu alasan dari masyarakat tersebut mengkonsumsi rokok. Perubahan sosiokultural merupakan suatu hal yang sulit untuk mempengaruhi masyarakat. Selain itu, hal ini juga pengaruh dari perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin canggih sehingga memudahkan orang untuk mengakses banyak informasi dalam waktu yang singkat.

Kelengkapan Komunikasi dalam menjaga atau memelihara kesehatan mencerminkan karakteristik dari institusi dan masyarakat setempat. Institusi yang sadar akan kesehatan, baiknya menetapkan peraturan mengenai kesehatan yang dapat merubah perilaku individu dalam konteks kelembagaan. Misalkan seperti adanya pedoman untuk menjalankan pola hidup yang sehat serta diberikan penjelaskan mengenai dampak buruknnya dari mengabaikan kesehatan. Namun pada kenyataannya, setiap orang dalam masyarakat memiliki kebebasannya sendiri untuk mengabaikan atau tidak memperdulikan pedoman itu. Akhirnya agar semuanya dapat berjalan, perlu dilakukan pemaksaan untuk masyarakat supaya mau menjalani pola hidup sehat dengan memberlakukan beberapa persyaratan tertentu yang diberikan oleh lembaga kesehatan dari berbagai pengaturan hukum.

Persepsi masyarakat Indonesia pada masa lalu terhadap rumah sakit kini telah berubah. Dahulu orang beranggapan bahwa ke rumah sakit hanyalah ketika mengalami keadaan yang sudah sangat parah dan darurat. Namun pada masa sekarang ini, rumah sakit dianggap sebagai tempat untuk merawat kesehatan bahkan sebelum mengalami keadaan sakit yang parah. 

Buku berjudul "Health Communication" yang ditulis oleh Richard K. Thomas menjelaskan bahwa di Amerika Serikat pada abad ke-20, revolusi budaya yang terjadi mengakibatkan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang modern. Revolusi merupakan perubahan yang cepat dan menyeluruh. Masyarakat tradisional memiliki nilai-nilai komunitas, keakraban, otoritas kini telah dibayangi oleh nilai-nilai modern, seperti aktualisasi diri, sekularisme dan lainnya. Nilai-nilai di Amerika tersebut menjadi hal yang penting bagi munculnya kesehatan dalam kehidupan. Sebelum tahun 1960 dan sesudah tahun 1960, terdapat perubahan pemikiran masyarakat mengenai kesehatan.

Di Indonesia, isu kesehatan dinilai menjadi sesuatu yang penting. Tren dalam perubahan demografis berpengaruh pada sistem kesehatan. Tren demografis menyebabkan munculnya "transisi epidemiologis", yaitu penyakit yang menular. Sejak dahulu, kondisi kesehatan yang dikatakan parah menjadi suatu ancaman kesehatan yang utama karena merupakan penyebab dari kematian bagi semua populasi. Setiap generasi memiliki struktur sosial dan nilai-nilai budaya yang berbeda-beda. Di Indonesia sendiri, ras yang dimiliki setiap populasi hampir sama walaupun ada yang berasal dari suka jawa, batak, dan lainnya.

Pada saat Indonesia merdeka, Amerika telah berbicara mengenai masalah kesehatan modern tahun 1950-an. Padahal di Indonesia sendiri sedang mengalami kesulitan ekonomi yang berdampak pada kebutuhan pangan yang sulit diperoleh. Di Amerika, perkembangan bisa dikatakan begitu pesat karena sudah muncul golden age yang merupakan asuransi kesehatan dan manajemen kesehatan. Namun, pada tahun 1970-an, di Amerika masih bermunculan diskriminasi ras sehinggab banyak kelompok yang terpinggirkan atau disingkirkan. Seiring dengan berjalannya waktu, di tahun 1980-an telah terjadi perubahan yang pesat sehingga masalah yang terjadi pada tahun 1970-an dapat teratasi dengan baik.

Di tahun 1990-an terjadi perubahan paradigm dari medical care menjadi health care. Medical careberkaitan dengan hal medis atau proses pengobatan yang dalam layanan formal dan menjadi peran dokter tidak berfokus pada media. Sedangkan Health caremerupakan menjaga, memelihara, mencegah kesehatan. Pada tahun 2000, medical care baru mulai untuk ditinggalkan karena sudah terpengaruhi oleh konsumerisme, yaitu hak-hak dari konsumen agar dilindungi. Rumah sakit merupakan salah satu industri yang dapat dikatakan memiliki profit dimana mencari suatu keuntungan. Selain itu, harus memberikan kualitas pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan aspek ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun