Mohon tunggu...
Alip Riduan
Alip Riduan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 43222010024/ Universitas MercuBuana

NIM: 43222010024 Jurusan: Akuntnsi, Kampus : Universitas Mercu Buana. Dosen pengampu: Prof. Apollo Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 2 - Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar Pada Upaya Pencegahan Korupsi

9 November 2023   09:42 Diperbarui: 15 Desember 2023   09:00 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesetiaan (Setya Darma):

  • Pemimpin diharapkan untuk setia kepada nilai-nilai moral dan norma-norma adat yang telah ada. Kesetiaan ini juga mencakup kewajiban kepada rakyat atau bawahan yang dipimpin.
  • Keadilan (Dharmawangsa):

    • Pemimpin diharapkan untuk menjalankan pemerintahan dengan prinsip keadilan. Setiap kebijakan dan keputusan yang diambil seharusnya adil dan merata, tanpa memihak pada kelompok tertentu.
  • Kesetaraan (Samodra Darma):

    • Konsep kesetaraan dalam kepemimpinan Jawa menekankan bahwa semua warga, terlepas dari status sosial atau ekonomi mereka, memiliki hak yang sama. Pemimpin diharapkan untuk memperlakukan semua orang dengan adil.
  • Kewaspadaan (Karsa):

    • Seorang pemimpin diharapkan untuk selalu waspada dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Kewaspadaan ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap situasi dan kondisi, serta antisipasi terhadap potensi masalah.
  • Kesabaran (Sabar):

    • Kesabaran dianggap sebagai kebajikan yang penting dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin diharapkan untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi tantangan atau konflik, serta mampu menyelesaikannya dengan bijaksana.
  • Kerukunan (Rukun):

    • Kepemimpinan yang baik harus membangun kerukunan di antara masyarakat. Pemimpin diharapkan untuk mengedepankan nilai-nilai persatuan dan kebersamaan.
  • Kerja Sama (Gotong Royong):

    • Konsep gotong royong, atau kerja sama, dianggap sebagai fondasi penting dalam kepemimpinan Jawa. Pemimpin diharapkan untuk mendorong kolaborasi dan saling membantu di antara warganya.
  • Alip Riduan
    Alip Riduan

    Gaya kepemimpinan Semar adalah sebuah konsep kepemimpinan yang diambil dari tokoh wayang Semar dalam budaya Jawa. Wayang Semar adalah salah satu tokoh dalam pertunjukan wayang kulit Jawa yang memiliki ciri khas berupa bentuk tubuh yang gemuk, cerdas, bijaksana, dan memiliki kearifan lokal yang dalam.

    Gaya kepemimpinan Semar mencakup beberapa prinsip dan nilai-nilai yang bisa diambil sebagai pedoman bagi pemimpin. Beberapa di antaranya adalah:

    1. Kebijaksanaan (Wisdom): Semar dianggap sebagai tokoh yang sangat bijaksana dan memiliki pengetahuan yang mendalam. Seorang pemimpin harus bijaksana dalam mengambil keputusan dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghadapi berbagai situasi.
    2. Empati (Empathy): Semar juga dikenal sebagai tokoh yang penuh empati terhadap orang lain. Seorang pemimpin harus mampu memahami perasaan dan kebutuhan bawahannya, serta berempati terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh mereka.
    3. Ketegasan (Firmness): Meskipun lembut dan penuh empati, Semar juga bisa tegas dalam mengambil keputusan yang penting. Seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk mengambil keputusan sulit dan tegas dalam menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan.
    4. Kekuatan Dalam Kelembutan (Strength in Gentleness): Semar menunjukkan bahwa kekuatan sejati bukanlah ditunjukkan melalui kekerasan atau dominasi, tetapi melalui kelembutan dan kebijaksanaan. Seorang pemimpin yang kuat adalah yang dapat mengendalikan diri dan memimpin dengan kelembutan, bukan dengan kekerasan.
    5. Pembelajaran Seumur Hidup (Lifelong Learning): Semar juga merupakan simbol pembelajaran sepanjang hayat. Seorang pemimpin yang baik harus terus belajar dan berkembang, tidak pernah berhenti mencari pengetahuan baru dan meningkatkan keterampilan kepemimpinannya.

    Filosofi gaya kepemimpinan Semar menekankan pentingnya kebijaksanaan, empati, ketegasan, kelembutan, dan pembelajaran seumur hidup dalam menjalankan kepemimpinan. Ini adalah nilai-nilai universal yang dapat diterapkan oleh pemimpin di berbagai konteks budaya dan organisasi.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun