Mohon tunggu...
Ali NurDien
Ali NurDien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Manajemen Dakwah UIN SAIZU

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah di Era Post-Truth: Tantangan dan Solusi untuk Melawan Hoaks dan Membangun Masyarakat yang Cerdas

29 Mei 2024   13:45 Diperbarui: 29 Mei 2024   14:04 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital ini, informasi dapat dengan mudah dibagikan melalui berbagai platform media sosial. Hal ini berdampak positif terhadap penyebaran informasi dan dakwah. Di sisi lain, masa ini juga memberikan tantangan baru bagi para dai dan masyarakat dalam menghadapi informasi yang belum dapat dipastikan keasliannya atau disebut misinformasi. Di era post-truth, fenomena berita hoaks menjadi semakin umum, dan kebenaran bukan lagi ukuran yang paling penting, namun keyakinan dan perasaan pribadi kini dihargai. Hal ini dapat berakibat fatal seperti:

1.Penyebaran paham radikal dan ekstremis

2.Meningkatnya intoleransi dan perpecahan antar umat beragama

3.Rusaknya fasilitasi dan stabilitas sosial

Tantangan Dakwah di era post-truth

Para dai dan masyarakat di era post-truth menghadapi beberapa tantangan dalam menyampaikan pesan Dakwah, antara lain:

1.Kesulitan membedakan kebenaran dan kebohongan:

Di era digital, informasi dapat dengan mudah dimanipulasi dan disebarkan. Hal ini membuat masyarakat sulit membedakan informasi yang benar dan palsu.

2.Misinformasi menyebar dengan cepat:

Misinformasi menyebar begitu cepat di media sosial sehingga sulit untuk menghentikannya. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya kondusifitas dan stabilitas sosial.

3.Kurangnya literasi digital:

Masih banyak masyarakat yang belum memiliki literasi digital yang memadai sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap berita palsu.

4.Tantangan dari dalam:

Membangun masyarakat cerdas juga memerlukan upaya mengatasi tantangan dari dalam, seperti faktor-faktor yang mempengaruhi pendakwah.

5.Kredibilitas dan kompetensi saluran berita:

Kredibilitas dan kompetensi saluran berita harus dipertanyakan karena pengungkapan yang tinggi mungkin tidak mempengaruhi kredibilitas pesan dakwah.

Solusi melawan berita hoaks dan membangun masyarakat cerdas.

Mengatasi tantangan dakwah di era post-truth memerlukan upaya sebagai berikut:

1. Komunitas Digital Meningkatkan literasi:

Memang benar, penting bagi kita untuk meningkatkan literasi digital masyarakat agar mudah membedakan informasi benar dan salah. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai pelatihan dan program pendidikan berkelanjutan.

2. Penggunaan teknologi digital untuk melawan berita hoaks:

Teknologi digital dapat digunakan untuk melawan berita hoaks, misalnya dengan membuat platform pengecekan fakta atau melaporkan berita hoaks ke platform media sosial

3. Memperkuat peran Dai dalam memerangi berita palsu:

Para Dai harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melawan berita palsu. Kita juga harus aktif berupaya mengedukasi masyarakat tentang bahaya berita hoaks.

4. Membangun kerja sama antar pihak:

Memerangi berita hoaks dan membangun masyarakat cerdas memerlukan kerja sama berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, dan media massa.

5. Pusat Dakwah Digital:

Pusat Dakwah Digital dapat menjadi alat penting dalam memerangi berita palsu dan membangun masyarakat cerdas. Dengan menggunakan data dan alat digital, Pusat Dakwah Digital dapat menghilangkan informasi yang salah melalui keadaban.

6. Kerjasama:

Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, media dan komunitas anti-disinformasi sangatlah penting. Upaya bersama untuk memberikan Pendidikan literasi digital, pengecekan fakta, dan membangun kemitraan dengan berbagai sektor masyarakat dan media dapat membantu menghilangkan berita palsu dan ujaran kebencian secara online.

Dakwah di era post-truth memang banyak tantangannya, namun juga membuka peluang baru bagi penyebaran nilai-nilai agama lebih lanjut. Dengan meningkatkan literasi digital masyarakat, memanfaatkan teknologi digital, dan memperkuat peran dai, kita dapat membangun masyarakat yang cerdas dan tahan terhadap berita palsu.

Dakwah bukan sekedar penyampaian informasi, namun terdapat hubungan antarmanusia dalam masyarakat dan tentang membangun kepercayaan. Para dai harus kreatif dan inovatif dalam menyampaikan risalah dakwah agar dapat menggugah minat masyarakat khususnya generasi muda. Dakwah juga harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

MARI KITA BERSAMA-SAMA MELAWAN BERITA PALSU DAN MEMBANGUN MASYARAKAT YANG CERDAS DAN JUJUR!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun