Mohon tunggu...
ALI NURHAYAT
ALI NURHAYAT Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

diam itu emas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita, Hujan dan Kenangan yang Berlalu

5 Januari 2013   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:29 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum masa ini, kalau kau mungkin ingat

Kita pernah berjalan beriringan

melewati padang yang berduri

Melewati titian seperti rambut dibelah tujuh

Melewati dosa yang menjadi amanah

Entah seperti apa ceritanya tapi yang demikian berlalu begitu indah

Waktu ke waktu terasa kian menyemangati langkah

Mendera duka menjadi anugrah yang tak terkira

Mencipta luka yang tlah terbebas,

Masa semakin terasa indah kala cinta lekat pada sekat hati

Menjelma pada sebongkah gumpalan hawa

Jelang malam, ketika senja merenggut cahaya siang engkau sirna

Disini. . . .

Terekam jejak pada sisa malam di kemudian harinya

Luka yang tirus pada sekat hati, terasa kian sakit dengan hujaman mata hujan

Engkau tak pernah ku temui lagi

Berlalu bersama luruhnya hujan di penghujung september

Terima kasih, aku begitu bahagia menikmati waktu singkat kala itu bersamamu

Aku bersyukur selalu dan tak pernah tuhan berusaha melupakanmu dari ingatanku

Dan akan bersyukur pula jika engkau masih berkenan mengingatku

Bahagia bagiku seperti jalanan pada pukul dua malam

Dan dengan kesendirian ini, aku merasa menikmati hidup yang terluka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun