Mohon tunggu...
Alin Tamanna Rahmani
Alin Tamanna Rahmani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis saja

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eschatology

20 Januari 2021   00:07 Diperbarui: 20 Januari 2021   00:11 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji hanya milik Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 

Sudah kangen ingin menulis lagi, masih dalam suasana pandemi Covid-19 dan semoga pembaca dalam keadaan sehat dan yang sedang sakit lekas diberikan kesembuhan. Pada tulisan kali ini saya ingin sharing atau berbagi kepada pembaca dengan mengangkat topik eskatologi. Apakah eskatologi itu? Sebelum menjawabnya, saya beritahu dulu bahwa kemarin saya menemukan seorang ulama yang luar biasa ilmunya, walaupun saya cuma bisa menonton dari youtube, tapi alhamdulillah bisa dapat ilmu yang luar biasa dari ceramah beliau, namanya adalah Syaikh Imran Nazar Hosein. 

Ceramah beliau berbicara tentang kejadian dan fenomena yang terjadi di dunia berdasarkan firman Allah dalam Al-Quran. Kejadian pada masa lampau, masa sekarang, dan juga masa yang akan datang sampai dengan akhir zaman. Mungkin bagi sebagian besar orang kurang berminat terhadap topik ini, namun karena pada dasarnya saya orang yang pemikir dan penyuka filsafat yang selalu punya rasa penasaran terhadap how the world works

saya sungguh tertarik dan terkesima dengan ilmu beliau. Istilah eschatology atau eskatologi, baru saya ketahui dari ceramah beliau, yang ternyata beliau ulama pakar di bidang eskatologi, yaitu suatu cabang dalam teologi yang berfokus pada pembahasan tentang akhir zaman menurut kitab suci. Kalau kita menonton ceramah ulama-ulama dari luar negeri, biasanya mereka telah menguasai ilmu perbandingan agama yaitu Islam, Kristen dan Yahudi berdasarkan kitab sucinya.

Pada tulisan saya yang sebelumnya tentang menemukan benang merah dalam kebenaran Islam, saya  telah menjelaskan bahwa Islam adalah agama satu-satunya yang diimani oleh para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Tuhan yang satu yaitu Allah, dan saya pun berbicara tentang apa yang lazim disebut dengan teori konspirasi the new world order

Awalnya saya berpikir antara percaya atau tidak dengan teori konspirasi, tetapi setelah mengetahui dari ceramah Syaikh Imran Hosein, ilmu eskatologi inilah yang ternyata isinya apa yang lazim kita sebut sebagai teori konspirasi. Itu artinya, teori konspirasi bukanlah hal yang mengada-ada, karangan atau halusinasi, namun nyatanya ada disiplin ilmu yang menaunginya, yaitu dengan metode analisis melalui kitab suci. 

Inilah cabang ilmu teologi yang dinamakan eskatologi. Dari ceramah beliau, saya dapat mengetahui bahwa eskatologi bukan hanya ada dalam teologi Islam, tapi juga ada dalam Kristen dan Yahudi. Dan mungkin saja ada juga dalam agama lainnya seperti Hindu atau Budha berdasarkan kitab sucinya.

Ceramah beliau sangat padat berisi, tapi karena saya masih anak kemarin sore yang baru belajar dan takutnya ada yang salah dalam menyampaikan, mungkin saya hanya akan menceritakan dengan bahasa dan sudut pandang saya sendiri saja, yang pada intinya dalam eskatologi ini kita membahas tentang Dajjal, Yajuj dan Majuj, Imam Mahdi, Nabi Isa (Yesus) A.S, yang dikaitkan dengan firman dalam kitab suci dan fakta sejarah. 

Salah satu yang banyak dibahas oleh Syaikh Imran Hosein dalam ceramahnya adalah tentang sistem moneter alias riba, yang sekarang ini terpampang nyata di hadapan kita dengan sistem uang kertas dan perbankan, dan sistem uang masa depan yang juga sekarang mulai terasa kita gunakan yaitu cryptocurrency dan bitcoin. Saya menulis tentang ini murni karena tujuan agama bukan ingin berbicara tentang teori akademis. 

Karena saya belajar di jurusan keuangan, saya mendapat pelajaran perbankan dan akuntansi dan setelah mendengar beliau berceramah tentang apa sesungguhnya firman Allah dan perkataan Nabi Muhammad SAW tentang riba, saya pun menyadari kesalahan saya dalam berpikir, karena ada dua dimensi yang berbeda yaitu teori akademis dan agama. 

Sebelumnya saya sudah tahu apa itu riba yang secara umum, tapi ternyata saya tidak memahami hakikat agama Islam dan hakikat sifat Allah. Syaikh menyebutkan sebuah hadith yang menceritakan ketika Bilal sedang di pasar, Rasulullah menghampirinya dan Bilal menawarkan kurma yang berkualitas baru untuk dicicipi Rasulullah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun