Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia serta mengembangkan intelektual generasi masa depan bangsa. Pada proses pendidikan, terjadi bimbingan dan pengajaran dari guru kepada peserta didik yang bertujuan membangun karakter sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tentunya bukanlah hal yang mudah perlu perjuangan yang berkelanjutan dengan adanya peran pembelajaran IPS dalam pembentukan karakter siswa.
Sebagaimana menurut Susanto dalam Syahrul. (2017) mengemukakan bahwasanya IPS merupakan suatu ilmu dimana di dalamnya berisi gabungan ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mengkaji berbagai permasalahan dan gejala sosial yang ada di masyarakat. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sering kali mendapat stigma sebagai mata pelajaran yang membosankan. Pembelajaran IPS yang membosankan disebabkan karena materi yang terlalu teoritis dan hanya bersifat hafalan. Selain itu, dapat dipengaruhi oleh guru yang monoton yang tidak mengubah cara mereka menyajikan atau menyampaikan materinya. Ini mengakibatkan bahwa kondisi pembelajaran IPS hingga saat ini dianggap belum optimal.
Oleh karena itu, perlu diterapkannya pendekatan bpembelajaran yang inovatif, seperti deep learning, pembelajaran IPS dapat menjadi lebih menarik, bermakna, dan menyenangkan bagi siswa. Artikel ini akan membahas bagaimana strategi deep learning dapat membantu mentransformasi pembelajaran IPS dari sekadar hafalan menjadi pengalaman belajar yang mendalam.
Apa itu Deep Learning dalam Pembelajaran?
Istilah Deep Learning dalam konteks pendidikan tidak sama dengan yang lazim digunakan dalam ranah teknologi kecerdasan buatan, karena dalam pendidikan, Deep Learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman konsep secara mendalam dan penguasaan kompetensi dalam cakupan materi yang lebih sempit.
Deep Learning dalam pendidikan mendorong siswa untuk terlibat aktif dan mendalami topik yang sedang dipelajari, sehingga memahami dan menikmati proses belajar. Berbeda dengan Surface Learning yang fokus membahas banyak materi secara luas tanpa mengorbankan proses pemahaman siswa dan peningkatan kemampuan mereka. Pada akhirnya, siswa hanya dipaksa menghapal banyak hal tanpa dapat memahami, memiliki, atau menikmati proses pembelajaran.
Strategi ini melibatkan proses eksplorasi, kolaborasi, dan kontekstual sehingga siswa tidak hanya menghafal tetapi juga memahami makna dari apa yang dipelajari. Menurut Mendikdasmen Abdul Mu'ti, deep learning bertujuan memberikan pengalaman belajar lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Deep learning memiliki tiga elemen utama, yaitu Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning.
- Mindful Learning: Pembelajaran bermakna berdasarkan kesadaran diri (spiritual competencies). Dalam mindful learning, proses pembelajaran di mana siswa diajak untuk senantiasa sadar akan proses pembelajaran yang sedang dijalani. Mindfulness dalam pendidikan bukan hanya tentang meditasi. Ini juga tentang membuat siswa merasa nyaman dan fokus sehingga mereka dapat mengamati dan memahami materi secara lebih dalam tanpa gangguan.
- Meaningful Learning: Pembelajaran bermakna, kontekstual, sesuai dengan kehidupan nyata sehari-hari. Dalam meaningful larning, proses pembelajaran di mana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Pendekatan ini bertujuan agar mendorong siswa berpikir dan terlibat dalam proses belajar sehingga menjadi lebih bermakna.
- Joyfull Learning: Pembelajaran yang menyenangkan baik secara fisik, sosial, dan budaya. Pendekatan ini menekankan kepuasan dan pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif agar siswa dapat menikmati setiap bagian dari proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan melalui permainan edukatif, ice breaking, atau aktivitas interaktif yang membuat siswa lebih antusias dan terlibat aktif dalam pembelajaran dan menikmati pengalaman belajarnya.
Dengan menggabungkan ketiga pendekatan pembelajaran mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning ini berharap siswa memiliki motivasi intrinsik dalam belajar, tetapi juga mampu memahami materi dengan mendalam, mengaitkannya dengan pengalaman nyata, dan menikmati proses pembelajaran secara keseluruhan. Dengan demikian, pendekatan ini dapat membentuk siswa yang memiliki kecintaan terhadap belajar dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Mengapa Pembelajaran IPS Memerlukan Pendekatan Deep Learning?
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai muatan dan keterampilan aspek kehidupan sosial, budaya, sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi. Menurut Supardi (2011), IPS lebih menekankan pada keterampilan peserta didik dalam memiliki kemampuan memecahkan masalah yang ada di lingkup diri sendiri sampai masalah yang kompleks sekalipun. Intinya IPS lebih difokuskan untuk memberi bekal keterampilan memecahkan masalah sederhana yang dihadapi peserta didik.
Untuk mencapai tujuan belajar IPS, tentu harus ada pendekatan pembelajaran yang efektif. Sayangnya. pembelajaran IPS menggunakan pendekatan tradisional yang hanya mentransfer informasi membuat siswa sulit memahami konsep-konsep IPS dengan dunia nyata, sehingga mereka kehilangan kesempatan mengembangkan jiwa kritis dan analisis sosial. Dengan pendekatan deep learning, siswa diajak untuk:
- Memahami konsep dasar secara mendalam di balik materi pelajaran. Misalnya, dalam IPS, mereka dapat menganalisis isu sosial terkini dan mencari solusi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
- Materi diajarkan dengan menghubungkannya ke konteks kehidupan nyata (kontekstual), sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengingat apa yang dipelajari. Contohnya, menggunakan kasus-kasus sosial aktual dalam diskusi kelas.
- Pendekatan yang melibatkan interaksi aktif antara siswa, guru, dan lingkungan belajar. Diskusi kelompok dan kolaborasi menjadi kunci untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif selama proses belajar.
Cara Menerapkan Strategi Deep Learning dalam Pembelajaran IPS
Berikut beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh guru untuk menerapkan strategi deep learning:
1. Gunakan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek
Libatkan siswa dalam proyek nyata seperti membuat peta interaktif tentang persebaran budaya di Indonesia atau vlog tentang kunjungan ke tempat bersejarah. Metode ini memadukan kreativitas dan penerapan langsung, sehingga siswa lebih memahami materi.
2. Diskusi dan Debat Interaktif
Ajak siswa mendiskusikan isu terkini seperti globalisasi dan peran media sosial, yang mendorong mereka untuk berpikir kritis dan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
3. Pemanfaatan Teknologi
Memanfaatkan alat digital seperti aplikasi pembelajaran interaktif, simulasi online, atau video pembelajaran untuk menjelaskan materi IPS dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami sesuai perkembangan teknologi saat ini.
4. Pembaelajaran di Luar Kelas
Ajak siswa untuk mengunjungi tempat seperti museum, pasar tradisional, atau tempat bersejarah untuk memberikan pengalaman belajar langsung yang tidak bisa didapatkan di ruang kelas sehingga memperdalam pemahaman mereka melalui pengalaman nyata salam kehidupan sehari-hari.
5. Refleksi dan Kolaborasi
Berikan ruang bagi siswa untuk merefleksikan apa yang mereka pelajari dan berdiskusi dengan teman sekelas. Kolaborasi ini dapat membantu siswa memahami konsep lebih mendalam dan mendapatkan perspektif yang lebih luas.
Manfaat Strategi Deep Learning dalam Pembelajaran IPS
Dengan menerapkan strategi deep learning, pembelajaran IPS dapat memberikan manfaat berikut:
1. Meningkatkan Minat Siswa
Dengan mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, seperti memetakan daerah tempat tinggal atau menceritakan kisah lokal, siswa merasa lebih terhubung dengan materi yang dipelajari. Penggunaan teknologi digital juga menambah daya tarik pembelajaran melalui visualisasi dan aktivitas, membuat IPS lebih menarik bagi siswa
2. Mengembangkan Keterampilan Abad 21
Pendekatan ini mengedepankan metode seperti simulasi, proyek kolaboratif, dan penggunaan teknologi, yang membantu siswa mengasah kemampuan berpikir kritis, kerja sama, dan kreativitas serta keterampilan yang sangat dibutuhkan di era modern. Melansir World Economic Forum, salah satu alasan kuat mengapa pendekatan ini diperlukan adalah karena relevansinya dengan kompetensi abad 21 atau 21st Century Skills, yang terbagi menjadi tiga poin besar, yaitu Foundational Literacies (Literasi Dasar), Competencies (Kompetensi), dan Character Qualities (Kualitas Karakter).
3. Meningkatkan Pemahaman Mendalam
Melalui media visual, cerita, dan diskusi interaktif, siswa dapat memahami materi secara konseptual. Ini mendorong mereka untuk tidak hanya menghafal tetapi juga memahami konteks di balik informasi tersebut, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkesan.
4. Mempersiapkan Siswa untuk Kehidupan Nyata
Proyek berbasis konteks, seperti melakukan wawancara tentang tradisi setempat, memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep IPS dalam kehidupan sehari-hari. Ini memperkuat hubungan mereka dengan komunitas dan membangun wawasan global.