Mohon tunggu...
Alin Rizkiana
Alin Rizkiana Mohon Tunggu... Freelancer - keep humble

Novelis, Beauty Enthusiast, Love Cooking and Traveling

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gaya Hidup, Nutrisi dan Limbah

10 Agustus 2019   22:03 Diperbarui: 10 Agustus 2019   22:21 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi : Alin Rizkiana

Rata-rata gaya hidup saat ini inginnya semua serba instan. Masih belum peduli dengan kesehatan diri sendiri. Padahal gaya hidup yang serba praktis juga dapat mempengaruhi lingkungan disekitar.

Kita bisa ambil salah satu contoh topik yang berhubungan dengan gaya hidup instan melalui makanan. Dengan segala kecanggihan teknologi saat ini, makanan instan sangat mudah ditemukan dan bertebaran dimana-mana.

Beberapa keunggulan dari makanan instan adalah penyajian yang bisa dilakukan secara cepat dan bisa menghemat waktu. Bukan hanya itu, cita rasa yang tersedia dalam makanan siap saji biasanya memiliki banyak jenis dan rasa yang enak. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta makanan.

Dokumentasi Pribadi : Alin Rizkiana
Dokumentasi Pribadi : Alin Rizkiana

Sebagai salah satu contoh makanan siap saji yang paling banyak dikonsumsi oleh hampir semua kalangan adalah mie instan. Mie instan biasanya terdiri dari mie lengkap dengan bumbunya.

Dimana dalam satu bungkus mie biasanya memiliki kandungan lemak dan karbohidrat yang cukup tinggi. Belum lagi dengan bahan pengawet yang digunakan agar mie bisa bertahan lama.

Meskipun ada kandungan beberapa vitamin, namun nutrisi dalam mie instan sendiri belum cukup untuk memenuhi kebutuhan harian. 

Belum lagi, masih banyak sekali pedagang makanan yang menjual mie instan atau jajanan lainnya dengan menggunakan wadah mangkuk yang terbuat dari styrofoam.

Padahal wadah styrofoam yang digunakan untuk menyajikan makanan tersebut cenderung berbahaya bagi kesehatan. Styrofoam yang terbuat dari bahan kimia benzena dan styrene adalah zat kimia yang berbahaya bagi manusia.

Bahkan menurut Badan kesehatan Dunia ( WHO ), 2 zat tersebut dapat memicu kanker. Namun karena sifat wadahnya yang praktis sekali pakai bisa langsung dibuang, akhirnya menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari oleh pembeli dan disisi lain menguntungkan bagi penjual karena harganya yang murah.

Dokumentasi pribadi : Alin Rizkiana
Dokumentasi pribadi : Alin Rizkiana

Tidak hanya sampai disitu, tantangan lainnya pun timbul. Selain limbah styrofoam, ada juga limbah plastik dari bungkus makanan dan minuman instan siap saji yang menjadi target berikutnya untuk kita.

Limbah plastik adalah salah satu limbah yang yang sulit diurai oleh tanah. Butuh waktu yang tidak sedikit agar limbah plastik itu hancur. Sedangkan limbah styrofoam, harus didaur ulang dengan baik agar tidak menumpuk karena dapat menyebabkan efek rumah kaca ( terkandung CFC atau Cloro Fluoro Carbon).

Meski proses daur ulang dapat membantu mengurangi limbah plastik dan styrofoam, tapi lebih baik kita juga mengurangi penggunaan dua bahan tersebut.

Dokumentasi Pribadi : Alin Rizkiana
Dokumentasi Pribadi : Alin Rizkiana

Kita beranjak pada kesadaran diri dalam kebersihan lingkungan sekitar. Banyak yang belum peduli dengan lingkungan disekitar. Budaya buang sampah pada tempatnya masih belum menjadi budaya dalam masyarakat kita.

Alhasil, beberapa tempat yang seharusnya bersih malah menjadi sarang sampah.

Padahal dengan lingkungan sekitar yang sehat dan bersih, pasti akan berdampak pada produktivitas masyarakat yang menghuni tempat tersebut.

Selokan yang dibiarkan menjadi tempat pembuangan sampah seperti ini, rentan mengalami mampet. Saat musim hujan dengan intensitas yang tinggi, selokan tersebut dapat menjadi potensi banjir dan menyebabkan bau yang tidak sedap.

tong-5d4ed37a0d823041650226e2.jpg
tong-5d4ed37a0d823041650226e2.jpg

Dokumentasi Pribadi : Alin RizkianaBukan hanya dengan menyediakan tempat sampah disekitar rumah. Tetapi juga mulai memilah-milah sampah yang ada. Menggunakan tempat sampah khusus untuk limbah cair dan non cair akan membantu para petugas yang memproses limbah menjadi lebih mudah.

Selain itu, perlu juga diadakan sosialisasi mengenai limbah dan bahayanya pada masyarakat. Karena kebersihan lingkungan, bukan hanya tanggung jawab petugas kebersihan, tetapi juga peran serta masyarakat sangat berpengaruh.

Gaya hidup, nutrisi dan limbah sangat terhubung satu sama lain. Kalian bisa memperbaiki gaya hidup, asupan nutrisi sehari-hari dan sadar akan limbah yang mempengaruhi lingkungan disekitar kita.

Tentu untuk melakukan perubahan itu semua, kita bisa memulai dari diri sendiri. Jadi, sudah siap untuk menyelamatkan dirimu dan lingkunganmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun