Mohon tunggu...
Fatimah Nur Maulida
Fatimah Nur Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Jakarta

Mahasiswa Jurnalistik, FDIKOM, UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gultik: Eksplorasi Dampak Ekonomi dan Tren Konsumsi

30 Desember 2023   12:50 Diperbarui: 4 Januari 2024   17:39 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta, Sabtu (30/12/2023)-Keinginan konsumen untuk menjelajahi rasa dan makanan lokal mendorong inovasi di tingkat lokal. Para pedagang makanan lokal mulai menciptakan hidangan yang memadukan cita rasa tradisional dengan elemen modern, menciptakan tren kuliner baru yang memperkaya pengalaman konsumen. Inovasi semacam ini menciptakan peluang bisnis dan menarik minat lebih banyak orang untuk mencoba dan mendukung produk lokal.

Tren konsumsi makanan yang terus berubah tidak hanya mencerminkan perubahan dalam selera dan gaya hidup, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan pada ekonomi lokal. Ketika kita menyelidiki bagaimana konsumen modern membuat keputusan tentang apa yang mereka makan, kita dapat memahami lebih dalam bagaimana tren ini tidak hanya memengaruhi industri kuliner tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.

Industri kuliner terus berkembang, tidak terkecuali di Blok M yang kini tengah diperkaya dengan kehadiran fenomena kuliner terbaru, yakni Gultik atau Gulai Tikungan. Bagaimana makanan khas ini tidak hanya menyajikan kenikmatan rasa, tapi juga memberikan dampak terhadap perekonomian lokal dan mengikuti tren konsumsi makanan yang terus berubah di tingkat nasional.

Gultik merupakan adaptasi unik dari hidangan gulai yang dikemas dalam konsep jalan. Tempat makan Gultik umumnya mengambil tempat di pinggir jalan atau area dengan mobilitas tinggi, menawarkan pengalaman makan yang unik bagi pelanggan. Dalam dunia yang semakin terhubung, citra dan presentasi makanan menjadi kunci dalam menarik minat konsumen. Gultik memahami pentingnya tampilan visual dalam memasarkan produk kuliner dan berhasil menciptakan branding yang menarik. Fenomena ini tidak hanya mengubah cara orang menikmati gulai, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang signifikan.

Difoto langsung
Difoto langsung

Keberadaan Gultik memberikan kontribusi positif terhadap penciptaan lapangan kerja lokal, membuka peluang pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.

"Saya merasa kehadiran Gultik membuka peluang besar untuk penciptaan lapangan kerja baru di sektor kuliner. Membuka usaha tempat makan Gultik tidak terlalu susah dan juga hasil yang ditawarkan cukup menjanjikan" Kata Agus, pedagang Gultik di daerah Bulungan saat diwawancara di Bulungan Blok M, Jakarta Selatan pada (19/12).

Gultik biasanya menggandeng penyedia bahan makanan lokal, mereka membeli bahan-bahan seperti daging, jeroan ayam, telur puyuh, dan sayuran dari pasar lokal. Hal ini mendukung kelangsungan usaha lokal sekaligus mempromosikan konsep berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dengan keunikan konsep Gultik, kawasan sekitar menjadi tempat tujuan wisata kuliner yang menarik. Menciptakan peluang bisnis tambahan, seperti pedagang kaki lima dan warung kuliner lain yang ikut merasakan dampak positifnya.

Gultik mencerminkan tren konsumsi makanan modern yang mengutamakan kemudahan dan kecepatan. Masyarakat urban yang sibuk dapat menikmati hidangan gulai dengan praktis tanpa harus mengorbankan cita rasa.

"Gultik ini jadi pilihan makanan dari semua kalangan usia. Harganya terjangkau dan penyajiannya cepat, tidak perlu menunggu lama. Suasana disekitarnya juga cocok untuk menikmati makanan sembari berbincang" Kata Alin, pelanggan Gultik Bulungan saat di wawancara di tempat makan Gultik Bulungan Blok M, Jakarta Selatan pada (19/12).

Media sosial memiliki peran besar dalam membentuk tren konsumsi makanan. Foto makanan yang menarik di platform seperti Instagram dapat memicu tren viral dan memengaruhi keputusan konsumen. Tempat makan yang "instagrammable" atau unik dalam presentasi makanan seperti konsep Gultik memiliki daya tarik tersendiri.

Fenomena Gultik juga menggambarkan tren inovasi dalam presentasi makanan. Tempat-tempat ini tidak hanya menawarkan hidangan yang lezat tetapi juga menyajikan pengalaman makan yang unik dan instagrammable, sesuai dengan tren berbagi foto makanan di media sosial.

Konsep Gultik memberikan ruang untuk eksplorasi cita rasa lokal dalam kerangka hidangan gulai yang sudah dikenal secara global. Ini sejalan dengan tren konsumen yang semakin tertarik pada pengalaman kuliner yang autentik dan beragam.

Dengan pertumbuhan pesat industri kuliner, fenomena Gultik tidak hanya menjadi cerminan selera makanan yang berkembang, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang berkelanjutan di tingkat lokal. Seiring tren konsumsi makanan yang terus berubah, Gultik membuktikan bahwa makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga salah satu pemeran dalam ekonomi lokal.

Lebih lanjut, Gultik berhasil menggabungkan kuliner, ekonomi lokal, dan inovasi konsep, menjadi contoh sukses dalam industri makanan. Melalui terus mengikuti tren konsumsi makanan yang berubah, Gultik memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana sebuah usaha kuliner dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Tren konsumsi makanan yang menekankan keberlanjutan dan dukungan terhadap ekonomi lokal tidak hanya mengubah cara kita melihat makanan tetapi juga memberikan dampak nyata pada pertumbuhan ekonomi komunitas lokal. Lewat keputusan sederhana seperti memilih membeli dari pasar lokal atau makan di warung makan tradisional seperti Gultik, konsumen dapat memainkan peran penting dalam menciptakan ekosistem ekonomi lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun