Mohon tunggu...
Aline Lintang
Aline Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik

Hallo ! Aku Lintang, seorang pengusaha, pecinta fashion dan kuliner. Lagi sibuk banget nih mengurus Beanshop, tempat di mana kamu bisa belanja baju kece sambil ngopi santai. Aku percaya kalau hidup itu harus dinikmati, jadi aku bikin tempat ini biar kamu bisa nemuin semuanya di satu tempat. Yuk, mampir dan rasain vibe-nya sendiri!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rumah Bayangan Part 4

13 Oktober 2024   19:05 Diperbarui: 13 Oktober 2024   19:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.freepik.com/

**Chapter 4: Konfrontasi dengan Rian**

Hujan turun deras saat Anton mengendarai mobilnya ke arah pinggiran kota, tempat Rian, pacar Lisa, dilaporkan bersembunyi. Jantungnya berdegup kencang saat mendekati tujuan, perasaan waspada yang telah lama mencekam hatinya. Ini adalah titik penting dalam penyelidikan. Jika Rian benar-benar tahu sesuatu, dia bisa menjadi kunci yang membuka misteri kematian Lisa dan Adi. Ada banyak yang harus dijelaskan, termasuk keberadaan sosok misterius yang berkaitan dengan cermin mematikan itu.

Anton berhenti di depan sebuah rumah kecil yang tampak reyot, jauh dari hiruk-pikuk kota. Cahaya dari dalam rumah itu samar-samar menerobos celah jendela yang tertutup tirai tebal. Ini adalah tempat persembunyian Rian. Dengan hati-hati, Anton keluar dari mobil, merapatkan jaketnya untuk melindungi diri dari dinginnya udara malam, dan berjalan menuju pintu. Siska mengikuti di belakang, matanya tak lepas dari setiap sudut.

Setelah beberapa ketukan yang ragu-ragu, pintu terbuka dengan perlahan. Di sana, berdiri seorang pria kurus dengan wajah yang pucat dan mata yang cekung, penuh dengan kegelisahan---Rian. Dia menatap Anton dengan tatapan ketakutan, seolah-olah menyadari bahwa dunia yang ia kenal telah berubah menjadi mimpi buruk.

"Rian?" Anton bertanya dengan tenang, meski nada suaranya menuntut kejelasan.

Rian mengangguk lemah, lalu tanpa berkata apa-apa, dia membiarkan Anton dan Siska masuk ke dalam rumah. Ruangan itu sempit, dengan aroma pengap yang mengambang di udara, menandakan bahwa Rian mungkin sudah bersembunyi di sini selama beberapa waktu. Mereka bertiga duduk di ruang tamu yang nyaris kosong, hanya ada sebuah sofa lusuh dan meja kecil di depannya.

"Aku tahu kau sedang ketakutan," kata Anton, mencoba membangun kepercayaan. "Kami di sini hanya untuk mendapatkan kebenaran. Kami tahu kau mengenal Lisa, dan kami perlu mendengar ceritamu."

Rian menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan tangan yang gemetar. "Aku... aku memang mengenal Lisa, tapi aku tidak ada hubungannya dengan kematiannya. Aku terlalu takut untuk memberitahu siapa pun."

"Takut pada siapa?" tanya Anton dengan nada datar, tapi menuntut jawaban.

"Pada cermin itu... dan pria yang Lisa temui sebelum dia meninggal," jawab Rian, suaranya bergetar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun