Namun, meskipun nama Lia telah dibersihkan, Ryan tahu bahwa masalah yang lebih besar masih ada. Lia sudah meninggalkan perusahaan, dan lebih dari itu, ia meninggalkan Ryan. Baginya, itu adalah kekalahan terbesar.
- - -
Sementara itu, Lia menjalani hari-harinya dengan berat. Setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya, ia memilih untuk fokus merawat adiknya dan mencari pekerjaan baru. Namun, setiap hari, pikirannya selalu kembali pada Ryan. Ia berusaha keras untuk meyakinkan dirinya bahwa keputusannya untuk pergi adalah yang terbaik, bahwa perbedaan dunia mereka terlalu besar untuk diatasi. Tapi perasaannya kepada Ryan tidak semudah itu dihapus.
Ketika akhirnya Lia mendengar kabar bahwa Michelle telah dipecat dan bahwa namanya telah dibersihkan, ia merasakan kelegaan. Tetapi bersamaan dengan itu, hatinya juga kembali gelisah. Ryan telah berjuang untuk membela namanya, tetapi apakah itu cukup untuk memperbaiki semua keretakan yang ada?
- - -
Bagi Ryan, membersihkan nama Lia hanyalah langkah awal. Ia tahu bahwa Lia telah terluka oleh kebohongan yang ia sembunyikan, tentang identitasnya sebagai pemilik toko. Ryan menyadari bahwa Lia merasa kecil di hadapannya, merasa tidak pantas untuk berada di sisinya. Tapi Ryan ingin membuktikan bahwa cinta mereka bisa melampaui segala perbedaan.
Suatu malam, Ryan memutuskan untuk menghubungi Lia secara langsung. Ia mengirim pesan singkat, meminta kesempatan untuk bicara. Namun, Lia tidak merespons. Hari demi hari berlalu tanpa jawaban, tetapi Ryan tidak menyerah. Ia tahu ia harus bertindak lebih dari sekadar pesan teks.
Akhirnya, Ryan memutuskan untuk datang langsung ke apartemen Lia. Ia berdiri di depan pintu, ragu sejenak sebelum mengetuk. Saat pintu terbuka, Ryan melihat Lia berdiri di sana, terkejut melihatnya. Wajah Lia menunjukkan campuran antara keterkejutan, kebingungan, dan sedikit perasaan yang masih tersisa.
"Lia," Ryan mulai dengan suara rendah, "aku tahu kau tidak ingin bertemu denganku, tapi aku harus mengatakan ini. Aku harus memperbaiki semuanya."
Lia terdiam, tidak mengundang Ryan masuk, tetapi juga tidak menutup pintu. Ryan melanjutkan, "Aku tahu aku salah karena menyembunyikan siapa aku sebenarnya. Tapi aku melakukan itu bukan untuk menipumu. Aku hanya ingin kau melihatku sebagai Ryan, bukan sebagai pemilik perusahaan. Aku mencintaimu, Lia. Aku mencintaimu lebih dari apapun."
Air mata mulai menggenang di mata Lia, tetapi ia masih ragu. "Kau mungkin mencintaiku, Ryan, tapi bagaimana dengan perbedaan dunia kita? Kau punya segalanya, dan aku... Aku hanya seorang karyawan biasa. Aku tidak bisa hidup di duniamu."