Aku punya cerita horor yang lucu dan agak absurd. Ini kisah tentang temanku, Dito, yang mungkin terlalu berani (atau terlalu bodoh) untuk kebaikannya sendiri.
Jadi, malam itu kami berkumpul di rumah Dito untuk acara begadang biasa: main game, ngemil, dan ngobrol sampai pagi. Nah, pas jam tiga pagi, tiba-tiba listrik mati. Suasana jadi gelap gulita, dan kami hanya diterangi oleh lampu ponsel. Dito, dengan sok berani, bilang, "Ayo kita main petak umpet aja, biar nggak ngantuk!"
Kami semua langsung menolak, karena siapa sih yang mau main petak umpet di rumah yang gelap? Tapi Dito terus ngotot. Akhirnya, kami setuju juga, sekalian buat ngetes seberapa berani dia.
Dito jadi penjaga pertama. Kami semua sembunyi, sementara dia mulai menghitung sampai sepuluh. Aku dan teman-teman memilih tempat yang biasa: di balik sofa, di balik tirai, atau di kamar mandi. Tapi, saat giliran mencari, Dito kelihatan bingung. Dia nggak bisa menemukan siapa pun.
"Eh, kalian sembunyi di mana sih?" teriak Dito, suaranya mulai terdengar cemas. Aku dan teman-teman saling menahan tawa di tempat persembunyian kami. Dia lewat di dekatku, bahkan sempat membuka tirai, tapi nggak melihatku yang lagi meringkuk.
Lima belas menit berlalu, dan Dito belum menemukan satu orang pun. Dia mulai panik, dan kami yang bersembunyi sudah kedinginan. "Eh, sudah ya! Nyerah, nyerah!" teriaknya lagi.
Kami pun keluar dari persembunyian satu per satu, sambil tertawa-tawa. Tapi, anehnya, Dito masih terlihat bingung.
"Loh, kalian kok malah pada keluar sendiri? Aku tadi ketemu satu orang di dapur, tapi dia nggak mau keluar," kata Dito.
Kami semua langsung saling pandang. "Siapa yang di dapur?" tanya salah satu temanku.
"Nggak tahu, aku pikir itu Deni," jawab Dito sambil menunjuk ke arah Deni yang sekarang berdiri di sebelahku.