Mohon tunggu...
alineaurora
alineaurora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi yang memiliki banyak hobi dan cita cita tapi banyak hal belum tercapai karena terlalu banyak yang ingin dicapai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Proses Pembelajaran yang Monoton

13 Januari 2025   20:21 Diperbarui: 13 Januari 2025   20:21 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selain itu, menurut Juliawati (2017), terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pembelajaran monoton, yaitu:

  • Menggunakan variasi metode pembelajaran. Dengan adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dikombinasikan dengan metode ceramah seperti diskusi, tugas kelompok, dan permainan edukatif, dapat meningkatkan keaktifan siswa.
  • Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Pemanfaatan teknologi seperti penggunaan aplikasi digital dapat meningkatkan daya tarik belajar siswa.
  • Meningkatkan partsipasi siswa. Memberikan kesempatan siswa dalam berpartisipasi atau aktif saat kegiatan belajar dan mengajar, mengurangi siswa dalam perasaan jenuh dan bosan.
  • Pelatihan dan pengembangan professional guru. Dengan memperkenalkan guru dengan berbagai metode pembelajaran dan dengan adanya pelatihan rutin akan membantu guru menghindari kebiasaan mengajar secara monoton.
  • Menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Mengenali karakteristik dan kebutuhan siswa dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar mereka.

Selain penggunaan metode pembelajaran yang variatif, guru dapat mengatasi pembelajaran monoton dengan pengembangan keterampilan reflektif. Pendekatan ini menekankan evaluasi terus-menerus terhadap praktik pengajaran melalui analisis mandiri dan kolaborasi dengan sesama pendidik. Menurut Schon (1983) dalam teorinya tentang "The Reflective Practitioner", refleksi adalah proses guru untuk berpikir mendalam tentang pengajaran mereka, termasuk bagaimana metode, interaksi, dan pendekatan mereka memengaruhi siswa. Refleksi ini bertujuan untuk terus memperbaiki strategi pengajaran. Schon juga menekankan pentingnya refleksi dalam praktik profesional, khususnya melalui dua pendekatan:

  1. Reflection-in-Action: Refleksi yang dilakukan selama proses mengajar, di mana guru langsung menyesuaikan pendekatan ketika menemukan masalah.
  2. Reflection-on-Action: Refleksi setelah kegiatan pembelajaran, untuk meninjau efektivitas metode yang digunakan.

Menurut Schon, praktik refleksi ini akan membantu guru keluar dari kebiasaan monoton karena mereka terus menerus memperbarui pendekatan berdasarkan analisis mendalam terhadap pengalaman mereka. Langkah-langkah untuk meningkatkan keterampilan reflektif yaitu:

  1. Mencatat dan Mengevaluasi Pengalaman Mengajar
  2. Melibatkan Observasi dan Umpan Balik
  3. Menyusun Rencana Perbaikan Berdasarkan Refleksi
  4. Mengikuti Program Pengembangan Profesional
  5. Membangun Komunitas Praktik (Community of Practice)

Pembelajaran monoton menghambat kualitas pendidikan karena mengurangi kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan aktif. Metode yang berulang tanpa inovasi, seperti ceramah dominan, menyebabkan kejenuhan, hilangnya motivasi siswa, menurunnya prestasi, dan berkurangnya kreativitas guru. Penyebabnya mencakup kurangnya pelatihan guru, keterbatasan media pembelajaran, fokus pada kurikulum, dan minimnya adaptasi teknologi. Untuk mengatasinya, diperlukan variasi metode, pemanfaatan teknologi, pelatihan rutin, serta refleksi mendalam terhadap praktik pengajaran. Dengan langkah-langkah ini, proses belajar dapat menjadi lebih menarik, interaktif, dan efektif, sehingga mendukung pengembangan siswa secara maksimal.

Referensi

Adinugroho, K. (2022). Metode pembelajaran yang monoton di sekolah. Kompasiana. Diakses pada tanggal 25 Desember 2024 dari https://www.kompasiana.com/kukuhadinugroho4183/635a6e7c97125e63cd7b0502/metode-pembelajaran-yang-monoton-di-sekolah

Binus University. (2022). Differentiated instruction sebagai cara mengajar interaktif. Diakses pada tanggal 25 Desember 2024 dari https://psychology.binus.ac.id/2022/11/29/differentiated-instruction-sebagai-cara-mengajar-interaktif/

Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.

Jaya, E. (2022). Meningkatkan pembelajaran yang interaktif melalui inovasi metode mengajar. Pedagogik, 10(3), 407-529.

Mahasiswa Syariah. (2013). Mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran: Apa solusinya?. Diakses pada tanggal 25 Desember 2024 dari https://mahasiswasyariah.wordpress.com/2013/03/19/mengatasi-kejenuhan-dalam-pembelajaran-apa-solusinya/

Schon, D. A. (1983). The Reflective Practitioner: How Professionals Think in Action. Basic Books.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun