Cahya, siswi SMP Muhammadiyah Butuh, Purworejo, menurut saya patut menjadi perhatian dan butuh penanganan yang serius. Pasalnya, menurut beberapa artikel berita yang saya baca, ia telah mengalami perundungan oleh teman-temannya selama kurang lebih 4 bulan sampai dengan artikel ini ditulis.
Saya yakin. Yang sakit hati dan gak terima pasti bukan cuma orangtua, atau keluarganya, tapi seluruh warga Indonesia. Terdengar agak hiperbolis, tapi nyatanya siapa yang tahan melihat bully dipertontonkan?
Melihat Cahya dipukul, ditendang di video saja saya sudah mesuh. Apalagi saya menyaksikan langsung. Saya kira kejadian semacam ini acap terjadi di beberapa sekolah di Indonesia. Kejadian di mana perundungan dianggap bercanda dan korban dibiarkan merana.
Sebuah tamparan keras untuk pendidikan kita hari ini. Ketimpangan yang nyata. Gagasan Merdeka Belajar rasanya baru sekadar sebuah gagasan mengawang yang indahnya cuma ada di kepala.
Mending kalau mengawangnya di semua kepala. Bagaimana kalau ternyata gagasan itu cuma mengawang di kepala mereka yang 'punya'?
Kita nggak pernah benar-benar merdeka. Di beberapa daerah, belajar cuma sebuah kegiatan pasif ditambah sedikit omong kosong penyadaran. Guru nggak lagi diguguh dan ditiru. Hormatnya hilang karena dibasmi dan diburu.
Dalam beberapa hal kita harus sepakat bahwa persoalan perundungan dan penyimpangan perilaku anak bermasalah adalah persoalan serius yang baik korban maupun pelaku harus ditindaklanjuti secara dewasa.
Pelaku Bully, Karena apa? Salah siapa?
"Ah! Ini pasti karena sekolah gak ngawasin nih! Gurunya gak ngajarin sopan santun apa?!"
Semoga tidak ada lagi orang bodoh yang menganggap segala macam akar permasalahan pendidikan, sumbernya adalah sekolah. Orang yang sama bodohnya seperti mereka yang menganggap pencurian terjadi karena pintu gak dikunci.
Ya memang benar, sekolah punya pengaruh. Tapi ya sekolah bukan satu-satunya sumber permasalahan. Persoalan pendidikan selalu persoalan multidimensi. Selesai dan penanganannya gak seinstan bikin indomie di kosan.
Pertama, peran orangtua. Penyimpangan perilaku anak bisa terjadi karena secara psikologis orangtua siswa bisa saja gak paham putra atau putrinya. Peran dan pendampingan orangtua siswa punya peran vital terhadap pembentukan moral dan karakter siswa.