Mohon tunggu...
Brilliant Dwi I
Brilliant Dwi I Mohon Tunggu... Freelancer - Memuat Opini yang

Mahasiswa Pendidikan UIN Jakarta | Acap membuat komik di Instagram @sampahmasyarakart | Sedang Belajar Menulis | #SalamAlinea

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dikotomi NU dan Muhammadiyah

4 Februari 2020   22:59 Diperbarui: 4 Februari 2020   23:45 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di ulang tahun NU yang ke 94 tahun ini, sebagai warga Muhammadiyah saya turut senang. NU dan Muhammadiyah sejak lama bersinergi. Sebagai organisasi Islam, NU dan Muhammadiyah harus terus bisa membingkai nuansa keislaman yang nyaman. Saling menyokong, saling melengkapi. Saya bersyukur NU pernah lahir. Karena kalau tidak, saya mungkin tidak kenal dengan Cak Nun yang sangat produktif menulis esainya. Atau mungkin saya tidak bisa menikmati tulisan Gus Mul yang menggelitik. Bagaimana di daerah Anda? Adakah dikotomi lain yang menguatkan keberagaman kita?

Salam Alinea.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun