At this point, yang penulis hendak sampaikan adalah bahwa sebenarnya sepenting itu kita untuk sama sama punya urgensi bahwa pendidikan harus menjadi sesuatu yang menyatu dengan masyarakat. Pendidikan harus relevan agar membawa perubahan. Diwaktu yang bersamaan hal itu artinya, pekerjaan mendidik ialah pekerjaan membangun peradaban.
Pendidikan dan Kaitannya dengan Sosial Politik;
Dalam kaitannya dengan pendidikan dan relevansinya, masyarakat indonesia hari ini dan yang akan datang tentu banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial politik. Antara dua hal yang penulis baru saja sebutkan, keduanya punya simbiosis yang saling kebergantungan. Politik memerlukan pendidikan dalam penanaman paham dan tujuannya. Sementara pendidikan memerlukan politik untuk menjaga kestabilannya.
Bayangkan bila pemangku kepentingan, hari ini tak melihat kebutuhan masyarakat. Disaat yang bersamaan, bayangkan pula bagaimana cara negara membangun paham nasionalisme apabila masyarakat belum teredukasi.
Ideologi-ideologi yang hari ini berkembang tentu perlu proses pendidikan di dalamnya. Bila kita tarik secara historis, hal yang sama juga dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak lama.
Bagaimana era orde lama menggunakan pendidikan sebagai gerakan politis membangun paham anti kolonialisme, orde baru dengan militerisme, dan begitupun dengan paham demokrasi pada era reformasi. Harus kita pahami bersama bahwa penanaman paham politik dalam praktik pendidikan sebagaimana penulis sebutkan, disesuaikan pada kondisi sosial politik saat itu.Â
Kalau kita berkaca pada kondisi sosial politik Indonesia hari ini, hmmmmm. Diakhir kalimat, pada akhirnya, selama kondisi sosial politik kita tak stabil, pemangku kepentingan saling pukul, rakyat diadu domba, pendidikan hanya akan menjadi omong kosong perubahan. Apanya yang perubahan kalau kebijakan diambil sepihak karena kepentingan?
Tulisan ini hadir guna meningkatkan kesadaran sosial politik dan kaitannya dengan pendidikan, terkhusus bagi penulis maupun pembaca. Untuk menjadi pendidik yang baik itu memang perlu, tapi ada yang tidak kalah penting; yaitu memastikan bahwa pendidikan adalah unsur yang kepentingannya tidak diganggu-gugat oleh pihak tak bertanggung jawab. Pendidikan dan pemangku kepentingan tak boleh oportunis, pendidikan dalam tataran politik dan kebijakan perlu menjadi sesuatu yang sehat dan progressif.
Ada guru yang kehidupannya harus sejahtera, ada siswa yang masa depannya harus cerah terjaga, ada bangsa yang harus tetap luhur budayanya. Tugas kita bersama, baik pemangku kepentingan atau praktisi pendidikan untuk saling menjaga, mengontrol pendidikan untuk tetap pada jalur dan relevansinya.
Akhir kata,
Salam Alinea.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H