Mohon tunggu...
Aline Alfina putri
Aline Alfina putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Fransiska Aline 22107030088

Fransiska Aline Alfina Putri (22107030088)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Bersama Ramadhan Tebar Kebahagiaan

7 April 2023   20:34 Diperbarui: 7 April 2023   20:42 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari dokumen pribadi.

Foto dari dokumen pribadi.

Apasih bulan suci Ramadhan dan mengapa Ramadhan di sebut sebagai bulan suci? Jadi Ramadhan itu merupakan bulan kesembilan dalam kalender Hijriah. Di bulan ini, semua orang yang beragama Islam melakukan ibadah puasa. Puasa sendiri adalah menahan diri dari makan dan juga minum serta dari hal-hal yang dapat membatalkannya, puasa dilakukan mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Lalu, apa yang menyebabkan bulan Ramadhan ini disebut sebagai bulan yang suci? Karena pada bulan ini kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an pertama kali diturunkan. Bulan yang penuh akan rahmat serta ampunan Allah SWT.

Ada banyak sekali kegiatan yang biasanya dilakukan umat muslim di bulan Ramadhan, diantaranya seperti :

1.Membaca Al-Qur'an.

2.Menghadiri Pengajian.

3.Buka Bersama.

4.Ngabuburit.

5.Berbagi Takjil Gratis.

6.Shalat Tarawih.

7.Memperbanyak Sedekah dan lain sebagainya.

Disini kita akan membahas salah satu dari sekian banyak kegiatan yang biasanya dilakukan umat muslim pada bulan Ramadhan yaitu ngabuburit. Ngabuburit sering kali diartikan sebagai bersantai di sore hari menjelang buka puasa. Ngabuburit terdiri dari berbagai macam kegiatan menjelang berbuka seperti, mencari takjil, menonton film, memasak, membaca Al-Qur'an, membaca buku, dan lain sebagainya. Yang biasanya saya lakukan ketika menunggu waktu berbuka di sore hari atau biasa di sebut dengan ngabuburit adalah pergi mencari takjil. Ada bayak sekali tempat-tempat di Yogyakarta yang biasanya di jadikan tempat favorit untuk berburu takjil salah satunya adalah Masjid Jogokariyan. Masjid Jogokariyan ini adalah salah satu masjid yang terkenal di kota Yogyakarta karena program dan festival yang diadakan oleh masjid tersebut, adapun program yang dilakukan adalah program infak nol rupiah. Dalam program ini seluruh hasil infak dapat di salurkan dengan baik tanpa menyisakan saldo sama sekali. Dan untuk festival yang diadakan oleh masjid Jogokariyan ini menjadi salah satu kegiatan yang menarik. Karena pada bulan Ramadhan jalanan disekitar masjid Jogokariyan akan dipenuhi oleh para pedagang saat sore hari menjelang buka puasa, hal ini yang kemudian di sebut sebagai kampung Ramadhan Jogokariyan. Selama bulan Ramadhan masjid Jogokariyan juga menyediakan sekitar tiga ribu porsi takjil gratis yang satiap harinya selalu berbeda-beda menu.

Foto dari dokumen pribadi.
Foto dari dokumen pribadi.

Saat saya datang berkunjung ke kampung Ramadhan Jogokariyan di sore hari menjelang buka, (5/4/23) saat itu ribuan takjil sedang ditata diatas meja oleh ibu-ibu dan bapak-bapak jemaah masjid serta para pengurus masjid yang sedang bertugas. Saat itu masih sekitar jam empat sore, karena memang tujuan awal saya datang adalah untuk mengerjakan tugas UTS dari dosen, setelah shalat ashar di masjid Jogokariyan saya memutuskan untuk mengerjakan tugas dan melakukan wawancara singkat dengan pedagang yang ada disana. Saat berjalan keluar dari masjid di sisi kanan dan kiri jalan masjid di penuhi dengan para pedagang yang menjual beraneka ragam makanan dan juga minuman. Ada banyak sekali macam-macam makanan seperti telur gulung, bakso tusuk, corn dog, gorengan, tahu walik, tahu gejrot, tahu petis, sosis bakar, bakso bakar, maklor, cilor, sate cumi, tako yaki, sate kere, ceker pedas, asinan manga, risol mayo, odeng, dan masih banyak lagi. Berdasarkan makanan-makanan yang saya sebutkan diatas tidak heran mengapa di kampung Ramadhan Jogokariyan ini banyak di datangi oleh para remaja terutama anak sekolahan dan mahasiswa. Untuk anak kost pun dapat berkunjung karena masjid membagikan ribuan takjil gratis dan untuk harga makanan serta minuman yang di jual belikan pun masih terjangkau dan banyak yang ramah kantong.

Foto dari dokumen pribadi.
Foto dari dokumen pribadi.

"Makanan disini biasanya itu mulai dari 10 ribuan sampai 20 ribuan, ini risolnya satu porsi 10 ribu dapet 3 biji. Biasanya sehari itu bisa habis 50 porsi risol. Saya itu jualan disini itu Cuma pas KRJ kalo tahun lalu waktu itu jual sosis sama minuman" kata ibu Tia (penjual risol mayo) saat saya wawancara.

"Masjid itu ngadain makanan gratis setiap Ramadhan, kalo dulu itu dua ribu porsi sekarang itu ditambah jadi tiga ribu lima ratus porsi, kalo dulu waktu corona juga iya, tapi waktu corona itu makanannya di box sekarang kembali kepiring lagi. Terus juga ada relawan-relawan banyak yang ikut bantu ngambil piring kalo ada yang malas ngembaliin." Imbuh ibu Tia.

Foto dari dokumen pribadi.
Foto dari dokumen pribadi.

Kegiatan berbagi takjil gratis di masjid Jogokariyan ini sudah berlangsung sejak tahun 2017 lalu. Bahkan para  Jemaah masjid sendiri yang ikut berpartisipasi meramaikan serta melancarkan kegiatan tersebut. Masjid ini merupakan penyedia takjil dengan jumlah porsi yang terbanyak di kota Yogyakarta. Makanan atau takjil yang dibagikan pun selalu habis setiap harinya dan selalu bervariasi menunya seperti, empal gentong, tongseng ayam, sop, rawon, soto, dan masih banyak lagi sehingga orang-orang tidak akan bosan. Saat saya berkunjung kemarin kebetulan menu takjilnya saat itu adalah gulai ayam, saat saya datang disitu ibu-ibu dan bapak-bapak Jemaah masjid Jogokariyan sedang menata takjil diatas meja ada sekitar tiga ribu lima ratus takjil yang di sediakan saat itu. Namun saya cukup kaget karena baru sekitar satu jam Saya tinggal untuk wawancara tugas, takjil gratisnya sudah habis begitu saya kembali. Orang-orang bahkan ada yang sampai duduk di jalanan depan masjid dengan beralaskan tikar untuk menikmati takjil bersama. Tetapi Allah SWT itu memang maha baik, karena saat saya dan teman saya menumpang duduk di sebuah tempat yang sepertinya digunakan untuk tempat memasak takjil, ada ibu-ibu Jemaah masjid Jogokariyan yang dengan baik hati memberikan dua porsi takjil gratis yang ternyata masih ada sisa saat itu kepada kami. Ada banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan dari pengalaman saya berkunjung ke masjid Jogokariyan, salah satunya adalah bahwa "Dengan berbagi tidak akan membuat seseorang menjadi miskin".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun