السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ إنَّ الْحَمْدَ ِلله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيٍّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهْ، وَمَنْ يَضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَانَبِيَّ بَعْدَهْ. أما بعد.
Saudara-saudara sekalian yang dirahmati oleh Allah, yang tentunya saya masih diberikan kesempatan untuk membahas mengenai adab berbicara dan mendengar Dalam agama Islam, adab ini memiliki peran penting dalam membentuk hubungan yang baik dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Isra' [17:53]:
قُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
"Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku agar mereka mengucapkan perkataan yang baik. Sesungguhnya setan itu membisikkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."
Dari ayat ini, kita diperintahkan untuk berbicara dengan perkataan yang baik. Kata-kata kita memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk suasana dan mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam memilih kata-kata yang kita ucapkan agar tidak menyakiti atau merugikan orang lain.
Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk yang bijaksana tentang adab berbicara. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, hendaklah dia berkata yang baik atau diam."
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik, atau lebih baik diam jika tidak ada yang baik yang bisa kita sampaikan. Sehingga, kita dapat menghindari perdebatan yang tidak perlu atau menyakiti orang lain dengan perkataan kita.
Rasulullah juga memeberikan contoh teladan dalam adab berbicara seperi:
Tidak Berkata Buruk atau Kotor
Tidak Ada Dusta dalam Candaan
Mendahulukan yang Lebih Tua
Tidak menyela pembicara
Menghindari debat
Selain adab berbicara, adab mendengarkan juga tidak kalah pentingnya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an dalam Surah Al-A'raf [7:204]:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآَنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat."
Dalam ayat ini, Allah SWT mengajarkan kepada kita pentingnya mendengarkan Al-Qur'an dengan khidmat. Ketika seseorang berbicara, kita harus memberikan perhatian penuh dan mendengarkan dengan baik, bukan hanya sekadar menunggu giliran untuk berbicara.
Rasulullah SAW juga memberikan teladan dalam adab mendengarkan. Beliau selalu memberikan perhatian yang penuh kepada orang yang berbicara dan menunjukkan sikap yang menghormati. Beliau tidak pernah memotong seseorang yang sedang berbicara dan selalu memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapatnya.
Perlu kita ketahui adab-adab mendengar yakni:
Diam dan mendengarkan orang yang berbicara sehingga ucapannya tidak bercampur baur sehingga apa yang ia ucapkan dapat dipahami.
Menghadapkan wajah ke orang yang diajak bicara.
Tidak memotong ucapan orang lain karena tergesa-gesa atau merasa ingin menguasai forum.
Tidak menampakkan sikap berbeda kepada saudara kita meskipun kita lebih mengetahui.
Tidak menampakkan kepada para hadirin bahwa kita lebih berilmu daripada yang lainnya.
Dalam konteks berbicara dan mendengarkan, kita juga perlu mengingat pentingnya kesantunan dalam berkomunikasi. Islam mengajarkan kita untuk berbicara dengan lembut, menghormati orang lain, dan menghindari kata-kata yang kasar atau menghina. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
"Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan beribadah di malam hari."
Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa akhlak yang baik dalam berbicara dan mendengarkan memiliki nilai yang tinggi di sisi Allah SWT. Dengan mengamalkan adab-adab ini, kita dapat meningkatkan hubungan kita dengan Allah dan juga dengan sesama manusia.
Hadirin yang saya muliakan,
Marilah kita berusaha untuk mengamalkan adab-adab ini dalam kehidupan sehari-hari kita. Berbicaralah dengan lembut, menghormati orang lain, dan memilih kata-kata yang bijaksana. Ketika seseorang berbicara, berikan perhatian penuh dan dengarkan dengan baik. Jangan lupa, adab berbicara dan mendengarkan tidak hanya berlaku dalam interaksi dengan manusia, tetapi juga dalam hubungan kita dengan Allah melalui ibadah-ibadah kita. Dengan mengamalkan adab berbicara dan mendengarkan, kita akan menciptakan lingkungan yang penuh dengan kasih sayang, pengertian, dan harmoni. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk berbuat baik dalam berbicara dan mendengarkan. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H