Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuba dari Sahabat

8 November 2019   07:46 Diperbarui: 8 November 2019   07:53 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com


"Sayang, kenalkan. Ini Agung, sahabatku di SMA dulu."

Momen yang seharusnya menjadi privasi kita berdua, kenapa harus diganggu dengan seseorang dari masa silam? Ya, walaupun Andien mengakuinya sebagai sahabat. Heh? Benarkah itu? Entah kenapa, hatiku sangsi.

"Oh, iya. Saya Andre, suaminya Andien." Kujabat juga tangan laki-laki yang dibawa Andien. "Semalam Andien sudah cerita. Katanya, Mas Agung ini habis ditipu orang ya. Maaf ya, Mas. Saya gak bisa banyak bantu. Karena saya sendiri pun bukan pengusaha, melainkan hanya seorang ABK (Anak Buah Kapal). Dan dua hari lagi kembali harus melaut untuk waktu yang tak sebentar."

"Oh, gak papa kok, Mas. Saya yang harusnya minta maaf, karena sudah merepotkan Mas Andre dan Andien. Saya ke kota ini juga bermaksud hendak mengadu nasib. Ya, semoga saja nasib baik berpihak kepada saya."

"Ya, aamiin," sahutku seraya tersenyum. Kemudian lanjutku, "By the way, istri dan anak-anak di mana, Mas? Ikut juga ke sini?"

Kulihat Agung tampak serba salah. Andien mencubit lenganku dan memberikan isyarat lewat matanya. Dan aku? Dengan tampang polos hanya menggeleng ke arah perempuan yang baru kunikahi setahun ini.

"Agung ini baru saja ketok palu di pengadilan agama sepekan lalu, Mas. Istrinya sudah tak tahan lagi hidup dililit hutang yang akhirnya memilih pisah dan kembali ke rumah orangtuanya bersama anak-anak."

Wow, keren! Sedetil itukah Andien mengetahui kehidupan pribadi Agung--yang katanya hanya sahabat SMA? Lha, ke mana saja aku selama ini? Istriku memiliki sahabat laki-laki, dan aku baru mengetahuinya semalam? Kuhela napas panjang.

"Oh, ya sudah. Ayo, kita nikmati saja hidangan santap malam yang sudah agak dingin ini."

Akhirnya, momen santap malam yang sekiranya hanya akan dinikmati berdua saja dengan istriku, harus terganggu oleh kehadiran seorang laki-laki yang mengaku sebagai sahabatnya di masa SMA.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun