Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rendezvous

18 Februari 2017   20:16 Diperbarui: 18 Februari 2017   22:19 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: audyfadekor.blogspot.co.id

Sumber Gambar: wikimapia.org
Sumber Gambar: wikimapia.org
Pukul lima lebih lima belas menit petang. Akhirnya aku berhasil landing di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Memang sempat terkena delay sekitar setengah jam, tapi syukurlah perjalananku dari Jakarta ke Padang tak mengalami kendala berarti. Dan saat kulangkahkan kaki keluar dari ruangan kedatangan domestik...

“Tante Alyaaa....”

Seorang bocah perempuan berusia lima tahun berteriak keras seraya melambaikan tangannya ke arahku. Di sebelahnya berdiri seorang perempuan muda berhijab dan laki-laki berkumis tipis yang tengah tersenyum padaku.

Senyumku pun merekah. Segera saja kuhampiri mereka. Kucium punggung perempuan berhijab biru muda dan laki-laki yang berdiri di sebelahnya. Kemudian punggung tanganku pun dicium bocah perempuan yang menatapku penuh takjub.

“Tante Alya bawa oleh-oleh apa untuk Jasmine?” tanya bocah perempuan yang tak lain adalah Jasmine–keponakanku, sekaligus anak dari Kak Rose dan Bang Raul–dengan wajah polos.

“Jasmine?” Mata perempuan berhijab itu melotot ke arah si bocah. Kemudian perlahan menatapku. “Gimana tadi penerbangannya, Al? Lancar?” tanya perempuan berhijab itu yang tak lain adalah Kak Rose–kakak sulungku. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Alhamdulillah lancar, Kak. Yaaa... walaupun sempat kena delay setengah jam.”

Laki-laki di sebelah Kak Rose–Bang Raul, suami Kak Rose–kemudian mengambil alih koperku dan mendorongnya menyeberangi terminal kedatangan domestik menuju tempat parkiran mobil.

Setelah meletakkan koperku ke dalam bagasi sebuah mini bus abu-abu, kami pun meluncur meninggalkan kawasan BIM.

Dalam perjalanan menuju rumah Kak Rose, aku memang lebih banyak diam. Pandangan sengaja kuarahkan ke luar jendela, menikmati suasana kota Padang yang telah lebih dari satu dekade kutinggalkan.

“Tante Alya udah berapa lama nggak pernah ke Padang?” Jasmine mulai mengusik keasyikanku. Segera saja kualihkan pandangan menatap bocah perempuan yang duduk manis di sampingku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun