Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Fantasi] Jerawat Kecil yang Pemalu

23 Januari 2017   18:14 Diperbarui: 23 Januari 2017   18:28 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oemji, hellooo!" jeritku histeris manakala memandangi sesosok wajah dalam pantulan cermin besar yang ada di depanku. Rasa tak percaya membuatku sampai latah mengikuti jargon seorang aktris yang main dalam sinetron Ganteng Ganteng Srigala (GGS).

Sumpah! Hal yang paling menyebalkan itu bila wajahmu dipenuhi oleh jerawat kecil-kecil di sekitar pipi, hidung dan dahi. Apalagi bila jerawat-jerawat itu baru hadir setelah si tamu bulananmu pergi.

"Oh,no! Kenapa kau baru datang sekarang, wahai Jerawat?" tanyaku seraya memandang lebih dekat ke cermin. "Padahal malam ini aku ada kencan sama Aldo, cowok paling populer seantero SMA Nusantara."

"Maafkan aku. Abis aku malu, sih."

Tiba-tiba saja terdengar suara lirih yang berasal dari wajahku.

"Hah? Apalagi ini? Siapa itu yang bicara?" Kembali kupandangi wajah dalam pantulan cermin.

"Ini aku, Si Jerawat Kecil yang ada di wajahmu." Suara lirih itu menjawab.

"Jerawat?" Keningku berkerut. "Bagaimana bisa?"

Terdengar helaan napas pelan. "Lha, tadi bukannya kaubertanya kenapa aku baru nongol sekarang di wajahmu? Nah, ini saat yang tepat untuk menjelaskannya."

"Hm...," gumamku menunggu Si Jerawat Kecil itu berbicara lagi sambil jemariku--tentu saja--memenceti jerawat-jerawat usil itu.

"Aw, sakit tau!" Si Jerawat Kecil menjerit histeris. Tapi aku tak mempedulikannya. "Oke, oke. Sebelum aku menjadi infeksi akibat jari-jari nakalmu itu, akan kujelaskan kenapa aku baru nongol sekarang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun