Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu dan Pantai

20 Januari 2017   11:25 Diperbarui: 20 Januari 2017   11:33 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya udah, kalo gitu. Hayu atuh, kita ke pantai!" ujarmu seraya tersenyum.

Heh, apa? Kutajamkan telingaku. "Pantai? Kamu benaran mo ngajak aku ke pantai?" Mataku sampai mengerjap saking senangnya.

"Lha, katanya udah lama nggak main ke pantai. Sekarang, mumpung kamu kenal aku, si anak pantai," katamu sambil menepuk dada.

Kutinju perutmu. "Apaan seh, mumpung kenal?" Mulutku mengerucut. Dan kau hanya tertawa lebar melihat ekspresi wajahku.

Pantai. Entah sudah berapa lama aku tak lagi pernah main ke sana. Dulu saat masih tinggal di Padang, hampir tiap pekan aku ke sana. Berbekal naik sepeda, kukunjungi Pantai Padang yang letaknya tak begitu jauh dari rumah. Bermain ombak, main sembur-semburan air laut, bahkan sekadar duduk manis di bebatuan memandangi deburan ombak yang saling berkejaran.

"Emang udah berapa lama kamu nggak ke pantai?" tanyamu, saat kita tengah asyik duduk di saung sambil memandangi deburan ombak dan menanti pesanan ikan etong bakar sebagai menu makan siang kita saat ini. Ya, kau menepati janjimu membawaku ke pantai yang tak begitu jauh dari tempat tinggalmu.

"Kamu mo jawaban jujur ato basa basi?" Aku balik bertanya, iseng. Entah kenapa aku itu paling suka menggodamu. Menikmati lengkungan ke atas dari bibirmu, ah, selalu saja hal itu berhasil membuat hatiku berdesir.

Pun kali ini kembali kulihat kau tertawa, yang membuat kedua matamu yang agak sipit itu menjadi hilang. Tapi entah kenapa aku malah menyukainya.

Ya, berada di dekatmu merupakan kebahagian tersendiri bagiku. Bahagia karena perhatian dan kasih sayangmu yang selalu tercurah padaku. Bahagia karena kau menganggapku sebagai porosmu dimana duniamu berputar. Bahagia karena....

"Hei, ditanya kok malah diam?" Suaramu mengagetkanku.

"Heuheu...." Hanya itu yang keluar dari mulutku, yang membuat keningmu berkerut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun