Gio, si buaya kecil, karena kesal akhirnya menjauh dari Uya dan memilih kembali masuk ke dalam kolam. Dan sebelum memasukkan badannya, ia masih sempat berucap, "Asal kau tahu saja, aku itu paling benci saat mereka mengolok-olok kita dengan nyanyian Buaya Darat. Sehina itukah kita? Padahal kelakuan mereka itulah yang hina."
Uya yang mendengar kata-kata Gio pun tersentak.
"Hm... benar juga apa kata Gio. Manusia itu sering kali merasa dirinya paling suci, paling pintar dan paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk lainnya di muka bumi ini. Sehingga dengan teganya mereka memperolok-olok makhluk lain hanya untuk menyindir dan kesenangan semata. Huh!"
Dengan mulut ternganga dan kilatan mata merah, ingin sekali rasanya Uya menerkam mahasiswa-mahasiswa yang berada di atas kolam observasi ini.
***
Karawang, 25 Oktober 2016
Usai teringat buaya-buaya penangkaran di Cikole, Lembang. Heuheu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H