"Maaf kalo aku mengganggu. Kuharap kamu bisa meluangkan waktu Minggu depan untuk hadir di resepsi pernikahanku di bla bla. Maaf, tak sempat kirim undangan. Tapi aku sangat berharap kamu bisa hadir Minggu depan."
Lunglai sudah badanku. Hati yang tadinya sempat merekah, berharap hubungan ini bisa tersambung kembali, ternyata....
Dan bodohnya aku. Tetap saja kuluangkan waktu untuk menghadiri acara yang jelas-jelas akan tambah membuatku hancur. Berbekal nekat dan penasaran, akhirnya aku pun hadir di pestamu yang... wow, mewah sekali! Tak heran bila ibumu beranggapan aku tak pantas mendapatkanmu.
"Al, tadi Mas Riki nyariin kamu, lho! Kenapa sih kamu nggak mau diajak salaman dan foto bareng pengantin?"
Aku memang memenuhi keinginanmu untuk hadir di resepsi pernikahanmu, tapi maaf, aku tak mau dan tak kan sanggup melihatmu bersanding dengan perempuan lain di panggung itu.
***
P.S.Â
Akhirnya kuberanikan diri juga menceritakan kisah ini. Kisah yang butuh waktu bertahun-tahun lamanya untuk bisa move on dan membuka hati lagi untuk menerima cinta yang baru. Hiks. :'(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H