Akal adalah anugerah yang sangat penting dalam Islam. Untuk itu, menjaga akal dari hal-hal yang dapat merusaknya, seperti penyalahgunaan narkoba atau alkohol, sangat ditekankan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati-hati kalian." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa akal sehat merupakan bagian integral dari kehormatan manusia, dan melalui etika menjaga pikiran serta tindakan, seseorang dapat mewujudkan maqashid syariah.
- Mewujudkan Hifz al-Nasl (Memelihara Keturunan)
Etika dalam keluarga dan masyarakat sangat penting untuk menjaga kehormatan keturunan. Dalam Islam, adab berkeluarga mencakup saling menghormati, menjaga kesucian hubungan, dan melindungi hak-hak anak. Allah SWT berfirman dalam Al-Furqan (25:74):
"Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
Ayat ini menunjukkan pentingnya etika dalam membangun keluarga yang baik, yang pada gilirannya menjaga kelangsungan keturunan yang sehat dan mulia.
- Mewujudkan Hifz al-Mal (Memelihara Harta)
Memelihara harta berkaitan erat dengan etika dalam berbisnis dan transaksi. Islam mengajarkan agar harta yang diperoleh adalah halal dan tidak mengandung unsur penipuan atau riba. Allah SWT berfirman dalam Al-Baqarah (2:275):
"Orang-orang yang memakan riba tidak akan berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gangguan penyakit jiwa..."
Etika dalam berdagang, bekerja, dan mengelola harta menjadi sangat penting untuk mencegah kerusakan yang dapat terjadi pada harta dan untuk melindungi kesejahteraan umat.
Kutipan Para Ulama Terkait Etika dan Maqashid Syariah
Beberapa ulama juga menekankan pentingnya etika dalam mewujudkan tujuan maqashid syariah. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum al-Din menjelaskan bahwa akhlak yang baik adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Beliau menyatakan bahwa seseorang yang memiliki akhlak yang mulia dapat mencapai tujuan syariah yang paling tinggi, yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT.