Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan dan Umum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membangunan Hubungan dengan Allah melalui Ma'rifat: Dalam Perspektif Maqashid Syari'ah

22 Januari 2025   06:00 Diperbarui: 22 Januari 2025   06:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk banyak jin dan manusia neraka jahanam yang penuh dengan api. Mereka itu mempunyai hati yang tidak dapat memahami dengan itu (ayat-ayat Allah)..."
Ayat ini menunjukkan bahwa ma'rifat atau pemahaman yang benar tentang Allah adalah bagian dari hati yang bersih. Tanpa ma'rifat, hati akan terhalang dari pemahaman hakikat kebenaran.

  1. Surah At-Tawbah (9:122):

"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang beriman pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan agama..."

Ayat ini menunjukkan pentingnya ilmu dan pemahaman agama (ma'rifat) bagi umat Islam. Dengan pengetahuan yang mendalam, umat Islam dapat menjalankan kewajiban syariat dengan lebih baik.

Hadis-hadis yang berkaitan dengan ma'rifat antara lain:

  1. Hadis dari Abu Hurairah:

"Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya." (Hadis riwayat al-Tirmidzi) Hadis ini menunjukkan bahwa ma'rifat dimulai dari pengenalan terhadap diri sendiri, yang membawa seseorang kepada pemahaman tentang Allah.

  1. Hadis dari Abu Darda:

"Ilmu adalah sesuatu yang bermanfaat. Ma'rifat tentang Allah adalah bagian dari ilmu tersebut." (Hadis riwayat Ibn Majah) Hadis ini menekankan bahwa pengetahuan yang bermanfaat adalah yang membawa kepada pemahaman yang lebih dalam tentang Allah.

4. Pendapat Para Ulama tentang Ma'rifat

Para ulama besar Islam memberikan pandangan yang mendalam mengenai ma'rifat. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum al-Din menjelaskan bahwa ma'rifat adalah puncak dari ilmu pengetahuan spiritual, yang membedakan antara mereka yang hanya tahu secara lahiriah dan mereka yang memahami hakikat rohaniah. Menurutnya, ma'rifat adalah mengenal Allah dengan hati, bukan hanya dengan akal semata.
  2. Ibn Arabi seorang sufi besar, berpendapat bahwa ma'rifat adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman langsung dengan Allah, yaitu dengan mengalami fana (terbebasnya diri) dan bersatu dengan Allah dalam spiritualitas yang mendalam.
  3. Imam al-Shafi'i menganggap bahwa ma'rifat adalah jalan menuju kebahagiaan abadi, karena dengan mengenal Allah, seorang hamba dapat mengorientasikan hidupnya dengan benar, sesuai dengan tuntunan syariat.

5. Praktik Ma'rifat dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk membangun ma'rifat, seseorang harus mengembangkan beberapa aspek dalam kehidupannya:

  1. Ibadah yang Ikhlas: Setiap ibadah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah akan menumbuhkan ma'rifat. Shalat, puasa, zakat, dan haji adalah sarana untuk mencapai kedekatan dengan Allah.
  2. Merenung dan Tafakur: Islam menganjurkan umatnya untuk merenung dan bertafakur atas ciptaan Allah. Alam semesta yang luas adalah salah satu tanda kebesaran-Nya yang harus dipahami dan dipelajari oleh setiap Muslim.
  3. Menghadirkan Hati dalam Doa: Doa adalah sarana penting dalam memperoleh ma'rifat. Dengan berdoa secara sungguh-sungguh, seorang hamba dapat merasakan kedekatan dengan Allah dan memperoleh pencerahan hati.

6. Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun