Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan dan Umum

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Akhlak Rasullah SAW dalam Mempelakukan Keluarga dan Orang Terdekat

19 Januari 2025   10:30 Diperbarui: 19 Januari 2025   10:30 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ali Mutaufiq, S.E., M.M., CAIA.CODS

Rasulullah Muhammad SAW adalah contoh teladan terbaik bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam cara memperlakukan keluarga dan orang-orang terdekat. Akhlak beliau dalam hal ini tidak hanya mencakup sikap lembut, penyayang, dan penuh pengertian, tetapi juga menunjukkan bagaimana menjadi pemimpin yang bijaksana dan penuh kasih sayang. Dalam artikel ini, kita akan membahas akhlak Rasulullah SAW dalam memperlakukan keluarga dan orang terdekatnya, berdasarkan ayat Al-Qur'an, hadis, dan pendapat para ulama.

1. Kasih Sayang dan Kelembutan Terhadap Keluarga

Rasulullah SAW sangat memperhatikan dan menyayangi keluarganya, baik itu istri, anak, maupun kerabatnya. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat lembut dan penuh perhatian terhadap mereka.

Hadis tentang kasih sayang Rasulullah terhadap keluarga:

Salah satu hadis yang menggambarkan kasih sayang Rasulullah kepada keluarga adalah sebagai berikut:

"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik perlakuannya terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap istriku."(HR. Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah sangat menghargai dan memuliakan istrinya. Bahkan beliau menempatkan perlakuan terhadap istri sebagai indikator kebaikan seseorang.

Perlakuan lembut terhadap anak-anak:

Rasulullah juga memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih sayang. Sebagai contoh, ketika cucunya, Hasan dan Husain, datang mendekat, beliau sering kali mendekap dan mencium mereka. Dalam sebuah hadis disebutkan:

"Aku melihat Rasulullah SAW mencium Hasan dan Husain, lalu seorang sahabat berkata: 'Ya Rasulullah, saya memiliki sepuluh anak, tetapi saya belum pernah mencium mereka.' Rasulullah kemudian menanggapi: 'Barang siapa tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.'"
(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Sikap Tanggung Jawab dalam Rumah Tangga

Rasulullah SAW bukan hanya seorang pemimpin umat, tetapi juga seorang suami dan ayah yang sangat bertanggung jawab. Beliau menunjukkan kepada umatnya bagaimana menjadi sosok yang adil dalam membagi waktu dan perhatian antara tugas sebagai nabi dan tugas dalam rumah tangga.

Hadis tentang pembagian waktu:

Dalam sebuah riwayat, Aisyah RA menceritakan:

"Rasulullah SAW membagi waktunya dengan sangat adil. Ketika waktu untuk beribadah datang, beliau akan beribadah. Namun, ketika berada di rumah, beliau juga sangat perhatian terhadap keluarganya. Beliau membantu pekerjaan rumah tangga dan mengurus keperluan keluarga."
(HR. Bukhari)

3. Menghormati dan Mencintai Orang Terdekat

Rasulullah SAW tidak hanya menunjukkan kasih sayang kepada keluarga inti, tetapi juga kepada orang-orang terdekat dan sahabatnya. Beliau selalu memperlakukan mereka dengan penuh rasa hormat dan perhatian.

Hadis tentang penghormatan terhadap sahabat:

Salah satu contoh penghormatan beliau terhadap sahabat dapat dilihat dalam hadis berikut:

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap sahabatnya."(HR. Tirmidzi)

Selain itu, Rasulullah SAW juga selalu mendengarkan masalah dan keluhan sahabatnya, serta memberikan nasihat yang bijaksana untuk mengatasi masalah tersebut.

4. Pengajaran dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an memberikan banyak petunjuk mengenai bagaimana seharusnya seseorang memperlakukan keluarganya. Rasulullah SAW adalah penerap pertama dari ajaran-ajaran ini. Beberapa ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan akhlak dalam keluarga antara lain:

Surah At-Tahrim (66:6):

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..."

Ayat ini mengajarkan pentingnya mendidik dan menjaga keluarga agar terhindar dari api neraka. Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya untuk bertanggung jawab terhadap keselamatan keluarganya, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

Surah Al-Ahqaf (46:15):

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dengan susah payah yang bertambah-tambah..."

Ayat ini mengajarkan untuk selalu berbuat baik dan menghormati orang tua, yang juga menjadi bagian dari akhlak yang diajarkan Rasulullah SAW dalam memperlakukan keluarga.

5. Pendapat Para Ulama tentang Akhlak Rasulullah dalam Keluarga

Para ulama telah banyak mengulas tentang akhlak Rasulullah dalam memperlakukan keluarga dan orang terdekat. Salah satu ulama yang sangat menekankan hal ini adalah Imam al-Ghazali. Dalam kitabnya Ihya' Ulum al-Din, beliau menulis bahwa seorang suami harus berperilaku lembut dan penuh kasih sayang terhadap istri, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Imam al-Ghazali juga menegaskan bahwa keluarga adalah fondasi dalam membangun masyarakat yang harmonis, dan Rasulullah SAW telah memberikan contoh yang sempurna dalam hal ini.

Ulama lain, seperti Syaikh al-Islam Ibn Taymiyyah, juga mengajarkan bahwa perlakuan yang baik terhadap keluarga adalah salah satu indikator kesempurnaan iman seseorang. Dalam pandangannya, sikap penyayang dan sabar dalam rumah tangga merupakan bentuk pengamalan sunnah yang harus diikuti oleh setiap Muslim.

Kesimpulan

Akhlak Rasulullah SAW dalam memperlakukan keluarga dan orang terdekat adalah contoh yang sempurna untuk umat Islam. Beliau memperlakukan istri, anak-anak, sahabat, dan orang terdekat dengan kasih sayang, kelembutan, dan penghormatan yang luar biasa. Dalam setiap aspek kehidupannya, Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya menjalani hubungan yang penuh kasih dan tanggung jawab, baik dalam urusan duniawi maupun agama. Dengan mengikuti akhlak beliau, kita dapat membangun keluarga yang harmonis dan masyarakat yang lebih baik.

Referensi:

  • Al-Qur'an, Surah At-Tahrim (66:6) dan Surah Al-Ahqaf (46:15)
  • Hadis Shahih Bukhari dan Muslim
  • Al-Ghazali, Ihya' Ulum al-Din
  • Ibn Taymiyyah, Majmu' Fatawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun