Ali Mutaufiq, S.E., M.M., CAIA,CODS
Â
Pendahuluan
Dalam Islam, perlindungan akal merupakan salah satu tujuan utama yang harus dijaga dalam kerangka Maqashid Syariah. Maqashid Syariah menekankan pentingnya menjaga lima aspek dasar kehidupan: agama, jiwa, keturunan, harta, dan akal. Akal adalah salah satu anugerah terbesar dari Allah kepada manusia, yang memungkinkan mereka untuk berpikir, memahami, dan membuat keputusan. Oleh karena itu, menjaga akal menjadi suatu keharusan, dan Rasulullah SAW memberikan contoh nyata bagaimana menjaga dan mengembangkan akal melalui ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Perlindungan Akal dalam Perspektif Maqashid Syariah
Maqashid Syariah, yang diartikan sebagai tujuan-tujuan hukum Islam, memberikan perhatian yang sangat besar terhadap akal. Dalam konteks ini, akal harus dijaga dari segala sesuatu yang dapat merusaknya, seperti kebodohan, kesesatan, dan segala bentuk pemikiran yang dapat menyesatkan. Perlindungan akal ini tercermin dalam upaya untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat, serta menghindari segala bentuk pemikiran yang tidak berdasarkan pada wahyu Allah dan sunnah Rasulullah.
Ilmu dan Pendidikan dalam Ajaran Rasulullah
Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya ilmu dan pendidikan dalam kehidupan umat Islam. Beliau menyadari bahwa akal manusia adalah alat yang sangat penting dalam memahami agama, kehidupan, dan alam semesta. Oleh karena itu, Rasulullah mengajarkan umat Islam untuk selalu berusaha mencari ilmu, tidak hanya ilmu agama tetapi juga ilmu dunia yang bermanfaat.
Hadis-hadis Rasulullah tentang Pentingnya Ilmu
Beberapa hadis Rasulullah SAW menggambarkan betapa besar perhatian beliau terhadap ilmu dan pendidikan:
- "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (Hadis Riwayat Ibn Majah)
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah menekankan kewajiban setiap Muslim untuk mencari ilmu. Ilmu yang dimaksud tidak terbatas pada ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu lain yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Dalam konteks perlindungan akal, ilmu adalah cara untuk menjaga akal tetap sehat, berkembang, dan tidak terjerumus dalam kebodohan.
- "Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan mencabutnya dari hati manusia, tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mematikan para ulama, hingga apabila tidak ada seorang pun ulama, maka manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menggambarkan betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan umat Islam. Rasulullah memperingatkan bahwa ketika ilmu hilang dari kehidupan umat, maka umat tersebut akan terjerumus pada kebodohan dan kesesatan. Oleh karena itu, menjaga akal melalui ilmu sangatlah penting.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang Menekankan Pentingnya Ilmu dan Akal
Al-Qur'an, sebagai petunjuk hidup umat Islam, juga sangat menekankan pentingnya akal dan ilmu. Beberapa ayat dalam Al-Qur'an memberikan peringatan agar umat manusia menggunakan akal mereka untuk memahami tanda-tanda kekuasaan Allah dan untuk mencari ilmu yang bermanfaat.
- "Allah mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberikan ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadila: 11)
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki ilmu di sisi Allah memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Dalam konteks Maqashid Syariah, ini menunjukkan bahwa akal yang dilindungi dan dikembangkan dengan ilmu akan membawa manfaat yang besar dalam kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
- "Katakanlah: 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?'" (QS. Az-Zumar: 9)
Dalam ayat ini, Allah membedakan antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Menggunakan akal dan ilmu untuk memahami kebenaran adalah ciri orang yang beruntung. Oleh karena itu, menjaga dan mengembangkan akal melalui ilmu adalah kewajiban yang harus dijalankan oleh setiap Muslim.
- "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-Alaq: 1)
Ayat pertama yang turun ini juga memerintahkan umat Islam untuk membaca dan mencari ilmu. Perintah pertama dalam wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah menekankan pentingnya ilmu sebagai cara untuk memahami penciptaan dan kehidupan ini. Membaca dan mencari ilmu merupakan cara utama untuk menjaga dan melindungi akal.
Pandangan Para Ulama tentang Perlindungan Akal
Para ulama juga memiliki pandangan yang sangat mendalam tentang pentingnya ilmu dalam menjaga akal. Salah satu pandangan yang terkenal adalah dari Imam Al-Ghazali, yang menyatakan bahwa "Ilmu adalah cahaya yang menerangi akal dan hati." Ilmu membantu seseorang untuk berpikir dengan benar dan membuat keputusan yang baik dalam hidup.
Imam Ibn Qayyim juga menegaskan pentingnya ilmu dalam menjaga akal dengan mengatakan, "Akal yang tidak disinari dengan ilmu akan mudah terjerumus dalam kebodohan." Dalam pandangan ini, ilmu adalah alat yang memungkinkan akal untuk berfungsi dengan baik dan menjaga manusia dari kesesatan.
Perlindungan Akal Melalui Pendidikan dalam Islam
Pendidikan adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga dan mengembangkan akal. Rasulullah SAW memberikan perhatian besar terhadap pendidikan, baik itu pendidikan agama maupun pendidikan umum. Beliau mendorong umat Islam untuk tidak hanya mencari ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia yang bermanfaat. Oleh karena itu, umat Islam diajarkan untuk mencari ilmu sepanjang hidup, yang merupakan salah satu cara untuk menjaga akal mereka.
Selain itu, Islam juga mengajarkan agar ilmu yang didapatkan digunakan untuk kepentingan umat dan kemaslahatan bersama. Dengan demikian, pendidikan dalam Islam bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana menggunakan pengetahuan tersebut untuk kebaikan bersama.
Kesimpulan
Rasulullah SAW melalui ajaran-ajarannya telah menunjukkan kepada umat Islam bagaimana cara menjaga dan mengembangkan akal melalui ilmu. Dalam perspektif Maqashid Syariah, ilmu dan pendidikan adalah sarana untuk melindungi akal, menjaga kebijaksanaan, dan menghindari kebodohan. Rasulullah mengajarkan bahwa mencari ilmu adalah kewajiban, dan ilmu itu sendiri adalah cahaya yang menerangi kehidupan seorang Muslim. Dengan demikian, perlindungan akal dalam Islam sangat erat kaitannya dengan pencarian ilmu yang bermanfaat, baik untuk kehidupan dunia maupun akhirat.
Referensi
- Bukhari, S. (1997). Sahih al-Bukhari. Dar al-Fikr.
- Muslim, A. (2001). Sahih Muslim. Dar al-Fikr.
- Al-Qur'an. (n.d.). Surah Al-Mujadila, Surah Az-Zumar, Surah Al-Alaq.
- Al-Ghazali, A. (1991). Ihya' Ulum al-Din. Dar al-Ma'arifah.
- Ibn Qayyim, M. (1997). I'lam al-Muwaqqi'in 'an Rabb al-'Alamin. Dar al-Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H