Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan dan Umum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Larangan Memutuskan Hubungan Saudara menurut Nabi Muhammad SAW

27 Desember 2024   05:47 Diperbarui: 27 Desember 2024   05:47 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ali Mutaufiq, S.E., M.M., CAIA., CODS

Hubungan kekeluargaan, terutama hubungan antara saudara, adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan umat Islam. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga dan mempererat hubungan keluarga, serta menghindari perbuatan yang dapat merusak tali persaudaraan. Salah satunya adalah larangan untuk memutuskan hubungan saudara. Nabi Muhammad SAW, para ulama, serta ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadisnya memberikan penjelasan yang jelas mengenai larangan ini.

1. Pendapat Nabi Muhammad SAW tentang Memutuskan Hubungan Saudara

Nabi Muhammad SAW sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan silaturahim, termasuk dengan saudara kandung. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturahim." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan betapa besar dampak negatif dari memutuskan hubungan saudara. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa memutuskan hubungan kekeluargaan bisa menyebabkan seseorang terhalang dari masuk surga. Hal ini menunjukkan bahwa memutuskan hubungan saudara bukan hanya merupakan tindakan yang berdosa, tetapi juga dapat menghalangi seseorang dari mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

2. Pendapat Ulama tentang Memutuskan Hubungan Saudara

Banyak ulama yang sepakat bahwa memutuskan hubungan saudara adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam. Ulama seperti Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin menyebutkan bahwa menjaga hubungan silaturahim adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim. Ia menekankan bahwa silaturahim bukan hanya sekadar berbicara atau bertemu, tetapi juga saling membantu, mendoakan, dan menjaga hubungan emosional.

Menurut Imam Al-Qurtubi, memutuskan hubungan saudara adalah bentuk kedurhakaan yang besar. Ia berpendapat bahwa orang yang memutuskan hubungan dengan saudara kandungnya bisa mendapatkan dosa besar, terlebih jika perbuatan tersebut disebabkan oleh masalah duniawi yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik-baik.

Imam Ibn Taymiyyah juga menegaskan dalam berbagai karya tulisannya bahwa memutuskan hubungan keluarga adalah salah satu dosa besar yang akan mendapat balasan berat di akhirat. Sebaliknya, orang yang menjaga hubungan keluarga akan diberkahi dan diberikan kebaikan dalam hidupnya.

3. Ayat Al-Qur'an yang Menyebutkan Larangan Memutuskan Hubungan Saudara

Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup umat Islam juga mengandung banyak ayat yang menekankan pentingnya menjaga hubungan silaturahim. Beberapa ayat tersebut di antaranya:

  1. Surat An-Nisa' (4:1)

"Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan darinya menciptakan pasangannya dan dari keduanya Dia memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu mengawasi kamu."

Ayat ini menegaskan pentingnya menjaga hubungan silaturahim sebagai bagian dari takwa kepada Allah. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling terhubung dan memerintahkan umat-Nya untuk menjaga hubungan tersebut.

  1. Surat Al-Baqarah (2:177)

"Bukanlah kebajikan itu hanya menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebajikan adalah... (di antaranya) mereka yang menunaikan zakat, mereka yang memelihara hubungan silaturahim..."

Ayat ini juga menekankan bahwa silaturahim merupakan bagian dari kebajikan yang lebih besar dan harus dijaga. Menjaga hubungan baik dengan saudara dan keluarga adalah bagian dari amal saleh yang diharapkan oleh Allah.

  1. Surat Muhammad (47:22-23)

"Apakah kamu hendak menjadi seperti orang-orang yang telah mendurhakai Allah dan memutuskan hubungan dengan-Nya? Mereka itulah yang telah mendapat murka Allah dan dihukum dengan hukuman yang sangat pedih."

Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk tidak mengikuti jejak orang yang memutuskan hubungan dengan Allah dan sesama, yang pada akhirnya berujung pada kemurkaan Allah.

4. Hadis-hadis tentang Silaturahim

Selain Al-Qur'an, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga banyak mengingatkan umat Islam tentang pentingnya menjaga hubungan silaturahim, termasuk dengan saudara kandung. Beberapa hadis yang bisa dijadikan pedoman adalah:

  1. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang ingin panjang umur dan dilapangkan rezekinya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR. Bukhari dan Muslim)
  2. Dalam hadis lain, beliau juga mengatakan, "Seseorang yang memutuskan hubungan silaturahim bukanlah orang yang kuat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menyambung tali silaturahim meskipun dia disakiti." (HR. Bukhari)

Hadis-hadis ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan saudara bukan hanya akan membawa manfaat di dunia, seperti panjang umur dan kelapangan rezeki, tetapi juga merupakan bentuk kekuatan jiwa yang harus dimiliki oleh seorang Muslim.

Kesimpulan

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan saudara, baik itu dalam konteks keluarga maupun dalam masyarakat. Memutuskan hubungan saudara adalah perbuatan yang sangat dilarang, baik menurut Nabi Muhammad SAW, para ulama, maupun dalam ajaran Al-Qur'an dan hadis. Larangan ini bukan hanya berkaitan dengan hubungan sosial di dunia, tetapi juga berpengaruh pada kebahagiaan seseorang di akhirat. Oleh karena itu, menjaga hubungan silaturahim adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan hendaknya kita selalu berusaha untuk memperbaiki hubungan yang retak agar tetap terjalin dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun