Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan dan Umum

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tantangan Globalisasi dan Ekonomi Digital dalam Kebijakan Ekonomi Makro

26 Desember 2024   10:58 Diperbarui: 26 Desember 2024   10:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Globalisasi sering kali memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi dalam negara. Stiglitz (2016) berpendapat bahwa globalisasi membawa manfaat bagi negara-negara yang telah siap dengan kebijakan yang mendukung, sementara negara dengan kelemahan struktural akan kesulitan dalam menikmati manfaatnya. Sebagai contoh, negara-negara berkembang sering kali terjebak dalam posisi yang tidak menguntungkan dalam rantai pasokan global, yang hanya menghasilkan barang-barang dengan nilai tambah rendah.

2. Peran Ekonomi Digital dalam Kebijakan Ekonomi Makro

Ekonomi digital merujuk pada sistem ekonomi yang berbasis pada teknologi digital, termasuk e-commerce, fintech, dan sektor teknologi lainnya. Perkembangan ini menciptakan tantangan dan peluang baru bagi kebijakan ekonomi makro.

a. Disrupsi pada Industri Tradisional

Sektor-sektor tradisional seperti ritel, transportasi, dan perbankan mengalami disrupsi besar akibat kemajuan teknologi digital. Perusahaan seperti Amazon, Uber, dan fintech seperti GoPay dan OVO telah mengubah cara bisnis beroperasi, sementara banyak perusahaan tradisional harus beradaptasi atau mengalami kerugian.

  • Data Pendukung: Menurut laporan McKinsey & Company (2020), sekitar 60% bisnis di sektor ritel di Amerika Serikat telah beralih ke e-commerce pada tahun 2020, sementara hanya 30% yang mengoperasikan toko fisik. Transformasi ini terjadi lebih cepat dengan adanya pandemi COVID-19.

b. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi

Di sisi positif, ekonomi digital dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Teknologi seperti cloud computing, big data, dan Internet of Things (IoT) membantu sektor-sektor industri untuk lebih efisien. Brynjolfsson dan McAfee (2014) dalam buku mereka The Second Machine Age menyebutkan bahwa teknologi digital memungkinkan terciptanya sistem produksi yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi.

  • Data Pendukung: Sebuah studi oleh OECD (2021) menemukan bahwa sektor-sektor yang menerapkan teknologi digital, seperti manufaktur dan kesehatan, mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan, dengan rata-rata produktivitas tahunan mencapai 2,5%.

c. Ketimpangan Digital dan Sosial

Namun, ekonomi digital juga menambah kesenjangan antara mereka yang memiliki akses terhadap teknologi dan mereka yang tidak. Autor (2014) mengingatkan bahwa meskipun teknologi digital dapat menciptakan peluang baru, ia juga memperburuk ketimpangan pendapatan antara pekerja berpendidikan tinggi yang bekerja di sektor berbasis teknologi dan pekerja dengan keterampilan rendah.

  • Data Pendukung: Menurut World Economic Forum (2022), lebih dari 40% populasi dunia masih tidak memiliki akses internet yang memadai. Ini menciptakan kesenjangan digital yang membatasi peluang bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil atau kurang berkembang.

d. Tantangan Regulasi dan Perlindungan Data

Ekonomi digital juga menuntut regulasi yang lebih ketat, khususnya terkait dengan perlindungan data pribadi, hak kekayaan intelektual, dan perdagangan digital. Pemerintah perlu menciptakan aturan yang memastikan perlindungan bagi konsumen dan bisnis dalam era digital. Sebagai contoh, regulasi seperti GDPR di Uni Eropa menjadi model untuk melindungi data pribadi pengguna.

  • Data Pendukung: Statista (2023) melaporkan bahwa lebih dari 3,5 miliar orang di dunia menggunakan media sosial, yang menyebabkan meningkatnya kekhawatiran terkait privasi dan keamanan data.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun