Imam al-Ghazali, dalam bukunya Ihya' Ulum al-Din, mengajarkan bahwa mengenal diri adalah kunci untuk mengenal Tuhan. Dalam pandangannya, manusia tidak hanya perlu memahami dirinya secara fisik, tetapi juga harus memahami dimensi spiritual yang tersembunyi dalam dirinya. Al-Ghazali menekankan pentingnya pembersihan hati (tazkiyah) agar seseorang dapat mengenali dirinya dengan benar.
B. Ma'rifat: Pengetahuan Mendalam Tentang Tuhan dan Kehidupan
Ma'rifat dalam Islam adalah pengetahuan rohaniah atau batin yang lebih tinggi yang membawa seseorang untuk memahami hakikat Tuhan dan kehidupan. Ma'rifat bukan sekadar pengetahuan intelektual, tetapi sebuah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman spiritual yang mendalam.
Imam al-Ghazali menganggap ma'rifat sebagai puncak dari ilmu, yang dapat membawa seseorang kepada kedekatan dengan Allah. Dalam pandangan al-Ghazali, seseorang yang telah mencapai ma'rifat akan mendapatkan pemahaman tentang hakikat eksistensi, yang membawanya pada ketenangan batin dan kedamaian jiwa. Proses ini melibatkan banyak latihan spiritual, seperti berzikir, bermuhasabah (introspeksi), dan berdoa untuk mendapatkan petunjuk dari Allah.
Ibn Arabi, seorang tokoh sufi besar, menggambarkan ma'rifat sebagai jalan untuk mengenal Tuhan melalui pengalaman batin. Dalam karya-karyanya, ia mengajarkan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah manifestasi dari Tuhan, dan ma'rifat memungkinkan seseorang untuk memahami hakikat tersebut. Ibn Arabi menjelaskan bahwa segala perbedaan yang ada di dunia ini berasal dari keterbatasan pandangan manusia yang tidak mengenal Tuhan dengan benar.
Dalam Al-Qur'an, terdapat beberapa ayat yang mengandung pesan tentang pentingnya ma'rifat. Salah satunya adalah dalam Surah Al-A'raf:
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan anak cucu Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, (Dia berfirman): 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab: 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi."(QS. Al-A'raf: 172)
Ayat ini menunjukkan bahwa pada dasarnya setiap manusia telah memiliki pengetahuan dasar tentang Tuhan, yang harus disadari melalui pengenalan diri dan pencarian spiritual.
C. Perspektif Azdariah: Menghubungkan Pengenalan Diri dan Ma'rifat dalam Menemukan Makna Hidup
Azdariah sebagai perspektif hidup menggabungkan pengenalan diri dan ma'rifat sebagai dua aspek yang tidak terpisahkan dalam mencari makna hidup. Kedua elemen ini membentuk satu kesatuan yang memungkinkan individu untuk menemukan makna hakiki kehidupan. Pengenalan diri tanpa ma'rifat akan membuat seseorang hanya mengetahui aspek lahiriah dirinya tanpa menyadari dimensi spiritual yang ada, sementara ma'rifat tanpa pengenalan diri akan membuat seseorang terjebak dalam abstraksi spiritual tanpa dasar pemahaman diri yang jelas.
Pendapat Para Ahli tentang Azdariah dan Pencarian Makna Hidup