Ali Mutaufiq., S.E., M.M., CAIA.,CODS
Pendahuluan
Azdariah, meskipun istilah ini tidak secara eksplisit dikenal dalam kajian tradisional Islam, dapat diartikan sebagai pencarian dan perjalanan spiritual untuk menemukan makna hidup. Dalam konteks ini, pencarian tersebut dilakukan melalui dua elemen utama: pengenalan diri (mengenal diri sendiri) dan ma'rifat (pengetahuan batin tentang Tuhan dan hakikat kehidupan). Kedua konsep ini memiliki hubungan yang erat, yang memungkinkan individu untuk memahami esensi dari hidup dan tujuan akhir manusia di dunia ini.
Pengenalan diri yang sejati bukan hanya tentang pemahaman fisik atau psikologis, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mengarah pada kesadaran mendalam akan eksistensi manusia, hubungan dengan Tuhan, serta makna hidup itu sendiri. Sementara itu, ma'rifat mengacu pada pengetahuan rohaniah yang membawa seseorang lebih dekat kepada pemahaman hakiki tentang Tuhan dan kehidupan.
Artikel ini akan mengulas bagaimana Azdariah, melalui pengenalan diri dan ma'rifat, memberikan perspektif yang mendalam dalam menemukan makna hidup. Kita juga akan merujuk pada pendapat para ahli, ayat-ayat Al-Qur'an, hadis, serta referensi-referensi penting untuk memahami konsep ini.
A. Pengenalan Diri: Langkah Awal dalam Pencarian Makna Hidup
Pengenalan diri dalam perspektif Islam adalah langkah pertama dalam mencari makna hidup. Dalam Islam, mengenal diri sendiri berarti mengenal hakikat eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Proses ini terkait dengan pemahaman tentang asal-usul manusia, tujuan hidup, dan perjalanan spiritual yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
Salah satu konsep utama dalam pengenalan diri adalah menyadari bahwa kehidupan dunia ini bukanlah tujuan akhir. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."
(QS. Adh-Dhariyat: 56)
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk mengenal dan menyembah Allah. Oleh karena itu, pengenalan diri dimulai dengan pengakuan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Menurut para ulama, untuk mengenal diri, seseorang harus mampu melihat jauh di dalam dirinya, memahami potensi yang dimilikinya, serta menyadari hubungan spiritualnya dengan Allah.