b. Teori Pengaruh Sosial (Social Influence Theory)
Menurut teori ini, individu cenderung meniru atau mengikuti perilaku orang lain, terutama jika orang tersebut memiliki status sosial yang lebih tinggi atau dikenal luas oleh audiens. Influencer dengan basis pengikut yang besar dapat memanfaatkan pengaruh sosial mereka untuk mengubah sikap atau perilaku pengikut mereka, seperti memilih produk atau layanan tertentu yang mereka rekomendasikan.
c. Teori Keterlibatan Pengguna (Engagement Theory)
Keterlibatan pengguna mengacu pada interaksi aktif antara audiens dengan konten yang disajikan. Influencer dapat meningkatkan keterlibatan dengan audiens mereka melalui komentar, likes, dan shares, yang meningkatkan peluang produk yang mereka promosikan untuk diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pengikut mereka.
3. Strategi Pemasaran Digital Berbasis Influencer
Untuk memaksimalkan dampak pemasaran influencer, ada beberapa strategi yang perlu diterapkan oleh merek:
a. Pemilihan Influencer yang Tepat
Memilih influencer yang sesuai dengan nilai-nilai dan audiens target merek sangat penting. Merek perlu memastikan bahwa influencer yang dipilih memiliki kredibilitas, otoritas, dan pengikut yang sesuai dengan demografi audiens yang ingin dijangkau. Misalnya, untuk produk kecantikan, influencer di bidang kecantikan dengan audiens wanita muda akan lebih efektif daripada influencer di bidang teknologi.
b. Kampanye Berbasis Nilai (Value-Based Campaigns)
Audiens cenderung lebih responsif terhadap kampanye yang berbasis nilai dan tujuan yang lebih besar, bukan sekadar promosi produk. Oleh karena itu, kampanye influencer yang berfokus pada isu-isu sosial atau lingkungan, yang juga relevan dengan audiens, dapat meningkatkan keterlibatan dan loyalitas terhadap merek.
c. Kreasi Konten yang Autentik