Ujian hidup seringkali datang untuk menguji keteguhan iman seseorang. Ketika seseorang menghadapi kesulitan, dia akan diingatkan untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Maqashid Syariah, menjaga agama atau hifz al-din adalah tujuan utama yang harus dijaga.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan: 'Kami telah beriman,' dan mereka tidak diuji?"(Surah Al-Ankabut, 29:2)
Ayat ini mengajarkan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan, dan melalui ujian tersebut, Allah menguji iman seseorang. Motivasi yang bisa diambil adalah bahwa setiap ujian adalah kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan meningkatkan ketakwaan.
2. Ujian sebagai Sarana untuk Menjaga Jiwa
Maqashid Syariah juga mengajarkan bahwa jiwa manusia harus dijaga dan dilindungi. Ujian hidup dapat datang dalam bentuk penyakit, kecelakaan, atau bahkan tekanan mental. Namun, dalam Islam, Allah SWT mengingatkan bahwa kesulitan hidup bukan untuk membinasakan, melainkan untuk membersihkan jiwa dari dosa-dosa dan memperkuat ketahanan mental.
Allah SWT berfirman:
"Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri. Tetapi apabila dia ditimpa kesulitan, dia berdoa dengan panjang lebar."(Surah Fusilat, 41:51)
Hadis Rasulullah SAW juga mengingatkan kita:
"Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin, segala sesuatu yang dialaminya adalah baik. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka itu baik baginya, dan jika dia mendapat kesulitan, dia bersabar, maka itu pun baik baginya."(HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa ujian hidup, baik yang berupa kesulitan maupun kebahagiaan, semuanya memiliki hikmah dan kebaikan bagi seorang mukmin yang sabar dan bersyukur.