Setiap malam, sebelum tidur, Rafiq dan Laila duduk bersama untuk berdiskusi tentang bagaimana mereka dapat menjadi keluarga yang lebih baik. Mereka saling berbicara tentang cara untuk lebih meningkatkan ibadah, menjaga ketenangan jiwa, dan mempersiapkan anak-anak mereka untuk menjadi generasi yang saleh.
Rafiq sering kali mengingatkan Laila bahwa dalam kehidupan rumah tangga, mereka harus selalu bersabar dan berusaha untuk selalu menjaga komunikasi yang baik. Mereka sadar bahwa tidak ada rumah tangga yang sempurna, namun mereka percaya bahwa dengan mengikuti tuntunan syariah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah, segala ujian dan cobaan bisa dihadapi dengan penuh ketenangan.
Rafiq dan Laila percaya bahwa keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memiliki kedekatan dengan Allah, saling menjaga hak-hak satu sama lain, serta mendidik anak-anak dengan nilai-nilai kebaikan dan agama.
Mereka berdoa bersama:
" "
(QS. Al-Furqan: 74)
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan hidup dan keturunan yang menjadi penyenang hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
Dengan doa penuh harapan, Rafiq dan Laila menatap masa depan mereka sebagai keluarga yang bahagia, harmonis, dan penuh berkah.
Kesimpulan
Cerpen ini menggambarkan bagaimana pasangan muda dari Gen Z, Rafiq dan Laila, berusaha membangun keluarga yang harmonis dengan mengikuti tuntunan Maqashid Syariah, menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta menekankan nilai-nilai agama dalam kehidupan keluarga mereka.
Referensi:
- Al-Qur'an, QS. An-Nisa: 19
" "
"Dan pergaulilah mereka (istri-istri) dengan cara yang baik." - Al-Qur'an, QS. An-Nisa: 11
" "
"Allah memerintahkan kepadamu tentang pembagian warisan untuk anak-anakmu, yaitu: bagi seorang anak lelaki mendapat bagian seperti dua orang anak perempuan."
- Hadis Riwayat Bukhari
" "