2.1 Model Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan Solow (1956) mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi jangka panjang dipengaruhi oleh akumulasi modal fisik, tenaga kerja, dan kemajuan teknologi. Dalam konteks ekonomi digital, kemajuan teknologi menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Teknologi digital memungkinkan efisiensi yang lebih tinggi dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi, yang berujung pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
2.2 Teori Pertumbuhan Endogen
Teori pertumbuhan endogen, seperti yang dikemukakan oleh Paul Romer (1990), berfokus pada peran inovasi dan pengetahuan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam ekonomi digital, pengetahuan yang didapat melalui big data, AI, dan IoT berperan penting dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan. Sektor digital, dengan kemampuannya untuk menghasilkan inovasi, menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Dampak Ekonomi Digital terhadap Pertumbuhan Ekonomi
3.1 Meningkatkan Akses Pasar dan Globalisasi
Ekonomi digital membuka akses pasar yang lebih luas, baik di pasar domestik maupun internasional. E-commerce memungkinkan pelaku usaha, terutama UMKM, untuk menjangkau konsumen global dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode konvensional.Â
Berdasarkan laporan Google-Temasek (2023), e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, diperkirakan mencapai USD 130 miliar pada 2025, menunjukkan potensi besar dalam pertumbuhan sektor ini.
3.2 Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi
Adopsi teknologi digital memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan produktivitas. Automatisasi proses bisnis melalui penggunaan kecerdasan buatan (AI), robotik, dan cloud computing dapat mengurangi waktu produksi dan meningkatkan output, yang berkontribusi pada pertumbuhan PDB.
3.3 Penciptaan Lapangan Kerja Baru