li Mutaufiq., S.E., M.M., CAIA., CODS
Pendahuluan
Green Economy atau ekonomi hijau adalah pendekatan pembangunan yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap tantangan perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan ketidakadilan sosial yang dihasilkan oleh model ekonomi konvensional yang berbasis eksploitasi sumber daya alam.
Transformasi menuju green economy menjadi semakin penting di tengah meningkatnya kerusakan ekosistem global. Organisasi seperti Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menekankan bahwa green economy dapat menjadi solusi untuk menciptakan pertumbuhan inklusif yang ramah lingkungan.
Konsep dan Teori Green Economy
Green Economy didefinisikan oleh UNEP sebagai "ekonomi yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan sumber daya ekologi."
Ada beberapa teori yang mendukung transformasi ini, termasuk:
- Teori Ekonomi Ekologi: Menekankan hubungan antara ekonomi dan ekosistem, serta pentingnya menghargai jasa lingkungan (natural capital) dalam proses ekonomi.
- Teori Triple Bottom Line: Memprioritaskan keseimbangan antara keuntungan (profit), lingkungan (planet), dan masyarakat (people).
- Teori Pembangunan Berkelanjutan: Mengintegrasikan dimensi lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang.
Data dan Fakta Negara
- Indonesia
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, menghadapi tantangan besar dalam mengelola eksploitasi sumber daya secara berkelanjutan. Data dari KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menunjukkan bahwa tingkat deforestasi mencapai 115 ribu hektar pada tahun 2021. Namun, pemerintah telah meluncurkan kebijakan seperti moratorium hutan dan restorasi gambut untuk mendukung transisi menuju green economy. - Swedia
Swedia menjadi contoh sukses dalam transformasi green economy. Negara ini memprioritaskan penggunaan energi terbarukan, dengan 54% energinya berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2022 (IEA, 2022). Swedia juga menerapkan pajak karbon untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. - China
Sebagai negara penghasil emisi terbesar di dunia, China telah mengadopsi strategi ekonomi hijau melalui investasi besar-besaran dalam energi terbarukan. Pada tahun 2021, China menjadi pemimpin global dalam kapasitas energi surya dan angin, dengan kontribusi lebih dari 50% dari total kapasitas baru dunia.
Strategi Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan
- Pengembangan Energi Terbarukan
Negara-negara dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan biomassa. Contohnya, Brazil yang mengandalkan bioetanol sebagai sumber energi dari tebu.
- Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Praktik seperti agroforestri, reboisasi, dan sertifikasi hutan berkelanjutan (FSC) menjadi langkah penting untuk mencegah deforestasi. Indonesia telah menerapkan kebijakan ini melalui program Perhutanan Sosial.
- Efisiensi Sumber Daya