Oleh : Ali Mutaufiq, M.M., CAIA, CODS
Kota Depok, yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berbatasan langsung dengan Jakarta, telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Sebagai salah satu kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, Depok memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui kebijakan penataan dan pemerataan ekonomi. Namun, meskipun ada perkembangan yang signifikan, kesenjangan sosial dan ekonomi tetap menjadi tantangan besar yang perlu segera diatasi agar manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok
Kota Depok telah menunjukkan kinerja ekonomi yang impresif. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Depok pada tahun 2022 tercatat mencapai Rp 78,8 triliun, dengan sektor perdagangan, jasa, dan konstruksi menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi di kota ini. Sebagai kota yang terus berkembang dan terhubung langsung dengan ibu kota Jakarta, Depok menjadi salah satu daerah yang mendapat perhatian serius dari pemerintah dan sektor swasta.
Namun, meskipun ada pencapaian positif dalam pertumbuhan ekonomi, ketimpangan distribusi pendapatan masih menjadi isu utama yang menghambat tercapainya kesejahteraan yang merata. Indeks Gini, yang mengukur tingkat ketimpangan pendapatan, menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup signifikan di Kota Depok. Pada 2022, Indeks Gini Kota Depok tercatat sebesar 0,39, yang berarti masih ada kesenjangan yang cukup besar dalam distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat.
Selain itu, angka kemiskinan di Kota Depok juga masih menjadi perhatian, meskipun lebih rendah dibandingkan angka kemiskinan nasional. BPS mencatatkan bahwa pada tahun 2022, persentase penduduk miskin di Kota Depok berada di angka 5,5%, lebih rendah daripada angka kemiskinan nasional yang mencapai sekitar 9,5% pada periode yang sama. Meskipun demikian, ketimpangan ekonomi ini menunjukkan bahwa masih ada segmen-segmen masyarakat yang belum merasakan manfaat dari perkembangan ekonomi yang terjadi, terutama mereka yang tinggal di kawasan pinggiran kota.
Tantangan Ketimpangan Ekonomi di Depok
Kota Depok memang telah mengalami perkembangan pesat, namun terdapat beberapa tantangan dalam pemerataan ekonomi. Sebagian besar kemajuan ekonomi masih terkonsentrasi di wilayah pusat kota atau dekat dengan jalur utama yang menghubungkan Depok dengan Jakarta, sementara kawasan pinggiran kota seperti Cimanggis, Tapos, dan Sukmajaya, masih mengalami keterbatasan dalam hal infrastruktur, pendidikan, dan akses ke layanan dasar.
Beberapa faktor penyebab ketimpangan ekonomi yang signifikan di Kota Depok antara lain:
- Perbedaan Infrastruktur Antar Wilayah
Meskipun pusat kota Depok memiliki akses yang baik terhadap infrastruktur transportasi, fasilitas publik, dan pusat ekonomi, wilayah pinggiran Depok masih tertinggal. Kawasan-kawasan tersebut sering kali memiliki fasilitas yang terbatas, seperti kualitas jalan yang buruk, akses transportasi yang tidak memadai, serta layanan publik yang terbatas. - Keterbatasan Akses Terhadap Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi. Masyarakat di kawasan pinggiran Depok cenderung memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pendidikan berkualitas dan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Hal ini menyebabkan rendahnya daya saing masyarakat di wilayah tersebut. - Kesenjangan Akses Terhadap Layanan Kesehatan
Meskipun Depok memiliki fasilitas kesehatan yang cukup, distribusinya tidak merata. Wilayah yang lebih terpencil atau kawasan pinggiran sering kali kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan yang memadai. Akibatnya, kualitas kesehatan di daerah-daerah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kawasan pusat kota yang lebih berkembang.
Solusi untuk Mewujudkan Ekonomi Merata di Kota Depok
Untuk mengatasi ketimpangan dan mewujudkan ekonomi yang merata di Kota Depok, diperlukan kebijakan yang lebih terfokus pada pemerataan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di seluruh wilayah kota. Beberapa langkah strategis yang dapat diambil antara lain:
1. Peningkatan Infrastruktur di Wilayah Pinggiran
Salah satu langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa infrastruktur di wilayah pinggiran kota Depok ditingkatkan secara signifikan. Pembangunan jalan, akses transportasi yang lebih baik, serta fasilitas publik seperti pasar dan pusat kesehatan perlu diperhatikan. Hal ini akan membuka akses lebih luas bagi warga di kawasan tersebut untuk mendapatkan peluang kerja dan mempermudah mobilitas mereka.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan
Pendidikan dan keterampilan merupakan faktor penting dalam mengurangi ketimpangan ekonomi. Pemerintah Kota Depok dapat memperkenalkan lebih banyak program pelatihan vokasional dan pendidikan tinggi yang dapat diakses oleh masyarakat di wilayah pinggiran. Program beasiswa, pelatihan kewirausahaan, serta kerja sama dengan perusahaan swasta untuk membuka kesempatan magang atau pelatihan di sektor-sektor yang berkembang, seperti teknologi, bisa menjadi solusi efektif untuk meningkatkan daya saing.
3. Pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM memiliki peran vital dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kemiskinan. Pemerintah Kota Depok perlu memberikan dukungan lebih kepada para pelaku UMKM, terutama di daerah pinggiran, dengan memberikan bantuan modal, pelatihan manajerial, serta akses pasar yang lebih luas. Pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran produk juga dapat membantu meningkatkan daya saing produk lokal.
4. Pembangunan Kawasan Industri dan Pusat Ekonomi di Wilayah Pinggiran
Pemerintah Kota Depok dapat merencanakan pembangunan kawasan industri atau pusat ekonomi di daerah-daerah yang lebih terpencil. Pembangunan kawasan industri yang terdistribusi di seluruh wilayah kota dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga setempat dan mengurangi ketergantungan pada pusat-pusat ekonomi yang sudah padat.
5. Peningkatan Akses Layanan Kesehatan di Wilayah Terpencil
Akses terhadap layanan kesehatan yang merata sangat penting dalam mencapai kesejahteraan. Pemerintah Kota Depok dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan di kawasan pinggiran, serta melibatkan masyarakat dalam program-program kesehatan berbasis komunitas. Peningkatan kualitas puskesmas dan rumah sakit di daerah tersebut, serta pemerataan distribusi tenaga medis, akan sangat membantu.
6. Kebijakan Pemerintah yang Fokus pada Pemberdayaan Masyarakat
Kebijakan fiskal dan sosial yang mendukung pemerataan ekonomi juga harus diperkuat. Penyediaan bantuan sosial yang tepat sasaran, serta program-program yang mendukung pemberdayaan masyarakat di sektor-sektor produktif seperti pertanian, kerajinan, dan perdagangan lokal, dapat meningkatkan kualitas hidup warga yang tinggal di kawasan miskin atau tertinggal.
Kesimpulan
Mewujudkan ekonomi merata di Kota Depok membutuhkan pendekatan yang holistik dan berbasis pada pemerataan pembangunan. Dengan memperhatikan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan sektor ekonomi lokal, pemerintah dapat mengurangi ketimpangan yang ada dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh wilayah kota. Melalui langkah-langkah strategis yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, Kota Depok dapat menjadi contoh kota yang berhasil mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup seluruh warganya.
Sumber Data:
- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok. (2023). Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok 2022.
- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok. (2023). Profil Kemiskinan Kota Depok 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. (2023). Indeks Gini Kota Depok 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H