"Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
Untuk mencapai keseimbangan dunia dan akhirat, seorang Muslim harus menjalankan ibadah dengan benar dan konsisten. Kehidupan duniawi harus dijalani dengan penuh ketaatan kepada Allah, karena hanya dengan mengikuti tuntunan-Nya seseorang dapat mencapai kebahagiaan yang abadi di akhirat. Dalam konteks ini, ibadah bukan hanya berupa ritual, tetapi juga mencakup setiap perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah.
Selain itu, menjaga agama juga berarti menjaga kualitas spiritualitas seseorang, sehingga tidak tergoda oleh dunia yang dapat mengalihkan perhatian dari tujuan utama hidup. Keseimbangan antara dunia dan akhirat dicapai dengan menjadikan ibadah sebagai inti kehidupan, sementara kegiatan duniawi dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan tanpa melupakan tujuan ukhrawi.
3. Melindungi Jiwa (Hifz an-Nafs): Menjaga Kesehatan dan Kehidupan
Melindungi jiwa adalah bagian penting dari maqashid syariah yang sangat relevan dengan keseimbangan dunia dan akhirat. Dalam Islam, hidup sehat adalah anugerah yang harus dijaga, karena tubuh adalah amanah dari Allah yang harus dipelihara dan digunakan dengan bijaksana.
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar." (QS. Al-Isra: 33)
Islam melarang segala bentuk tindakan yang dapat membahayakan jiwa, baik itu dalam bentuk kekerasan, penyalahgunaan obat-obatan, atau kebiasaan hidup yang merusak kesehatan. Menjaga jiwa berarti juga menjaga kesehatan fisik dan mental agar dapat beribadah kepada Allah dengan baik dan menjalani kehidupan secara maksimal.
Keseimbangan dunia dan akhirat tercapai ketika seseorang menjaga tubuh dan kesehatannya agar bisa beribadah dengan lebih baik dan menjalani aktivitas duniawi dengan penuh semangat. Penggunaan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan di bidang medis adalah contoh yang baik bagaimana dunia dan akhirat bisa bersinergi dalam menjaga kesejahteraan jiwa.
4. Melindungi Akal (Hifz al-Aql): Mengembangkan Pengetahuan dan Menghindari Kerusakan Akal
Akal adalah salah satu karunia terbesar yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia. Akal bukan hanya untuk memahami dan merenungkan ciptaan-Nya, tetapi juga untuk membedakan yang baik dan buruk, serta mengambil keputusan yang bijak. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan akal, salah satunya dengan menuntut ilmu.
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-Alaq: 1)