Mohon tunggu...
Ali Mutaufiq
Ali Mutaufiq Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan

Menulis Artikel kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencapai Hidup dalam Keseimbangan Dunia dan Akhirat dalam Perspektif Maqoshid Syariah

6 November 2024   18:39 Diperbarui: 6 November 2024   18:50 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Untuk mencapai keseimbangan dunia dan akhirat, seorang Muslim harus menjalankan ibadah dengan benar dan konsisten. Kehidupan duniawi harus dijalani dengan penuh ketaatan kepada Allah, karena hanya dengan mengikuti tuntunan-Nya seseorang dapat mencapai kebahagiaan yang abadi di akhirat. Dalam konteks ini, ibadah bukan hanya berupa ritual, tetapi juga mencakup setiap perbuatan yang dilakukan dengan niat untuk mendapatkan ridha Allah.

Selain itu, menjaga agama juga berarti menjaga kualitas spiritualitas seseorang, sehingga tidak tergoda oleh dunia yang dapat mengalihkan perhatian dari tujuan utama hidup. Keseimbangan antara dunia dan akhirat dicapai dengan menjadikan ibadah sebagai inti kehidupan, sementara kegiatan duniawi dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan tanpa melupakan tujuan ukhrawi.

3. Melindungi Jiwa (Hifz an-Nafs): Menjaga Kesehatan dan Kehidupan

Melindungi jiwa adalah bagian penting dari maqashid syariah yang sangat relevan dengan keseimbangan dunia dan akhirat. Dalam Islam, hidup sehat adalah anugerah yang harus dijaga, karena tubuh adalah amanah dari Allah yang harus dipelihara dan digunakan dengan bijaksana.

"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali dengan alasan yang benar." (QS. Al-Isra: 33)

Islam melarang segala bentuk tindakan yang dapat membahayakan jiwa, baik itu dalam bentuk kekerasan, penyalahgunaan obat-obatan, atau kebiasaan hidup yang merusak kesehatan. Menjaga jiwa berarti juga menjaga kesehatan fisik dan mental agar dapat beribadah kepada Allah dengan baik dan menjalani kehidupan secara maksimal.

Keseimbangan dunia dan akhirat tercapai ketika seseorang menjaga tubuh dan kesehatannya agar bisa beribadah dengan lebih baik dan menjalani aktivitas duniawi dengan penuh semangat. Penggunaan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan di bidang medis adalah contoh yang baik bagaimana dunia dan akhirat bisa bersinergi dalam menjaga kesejahteraan jiwa.

4. Melindungi Akal (Hifz al-Aql): Mengembangkan Pengetahuan dan Menghindari Kerusakan Akal

Akal adalah salah satu karunia terbesar yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia. Akal bukan hanya untuk memahami dan merenungkan ciptaan-Nya, tetapi juga untuk membedakan yang baik dan buruk, serta mengambil keputusan yang bijak. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga dan mengembangkan akal, salah satunya dengan menuntut ilmu.

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-Alaq: 1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun