Mohon tunggu...
ALI MUSTOFA
ALI MUSTOFA Mohon Tunggu... -

semangat adalah kunci hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Lunturnya Jas Merah

31 Desember 2014   05:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Itulah judul pidato presiden soekarno saat peringatan hari proklamasi pada 17 Agustus 1966 yang kemudian sering disingkat dengan JAS MERAH. Pidato itu akhirnya menjadi pidato terakhir Ir. Soekarno sebagai presiden.

Menginjak kemerdekaan indonesia yang ke-69. Pesan dari presiden pertama Ir.soekarno itu sangat terasa. Hal itu juga menjadi perhatian banyak golongan, terutama para pemimpin-pemimpin bangsa. Karena mereka sangat khawatir jika para generasi muda sekarang tidak mengerti akan sejarah terutama sejarah tentang bangsa ini.

Kekhawatiran tersebut bisa saja ada benarnya, karena kalau kita perhatikan, generasi muda sekarang ini sangat berbeda, era globalisasi dan keterbukaan seperti sekarang ini sudah sangat menjauhkan dari nilai-nilai sejarah bangsa ini, para pemudanya banyak yang tidak paham dengan bangsanya sendiri.

AWAL MULA JAS MERAH LUNTUR

Banyak dari golongan masyarakat modern yang hanya sekedar tahu tentang pesan terakhir presiden soekarno “jangan sekali-kali melupakan sejarah” (jas merah). Tapi mereka tidak menyadari bahwa pesan tersebut sangat bermakna bagi bangsa ini. Padahal bangsa Indonesia ini mempunyai banyak sejarah besar yang dapat menumbuhkan semangat kebangsaan pada para penerus bangsa.

Ketika para penerus bangsa tidak banyak mengetahui tentang sejarah bangsa ini, maka akan terjadi banyak pertanyaan. Mau dibawa kemana negara ini?

Perlu kita sadari, Negara Indonesia adalah Negara yang besar, Negara yang kaya, Negara yang merdeka. Tak sepantasnya kita itu menderita dan tak sepantasnya pula kita menjadi buruh di negeri sendiri. Yang paling berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa adalah para pemuda.

Prof. Dr. BJ. Habibi pernah mengatakan dalam sebuah pidatonya ”setidaknya ada lima kelemahan yang harus kita hindari, yakni lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah lemah akhlak”. Jika lima kelemahan ini melekat pada generasi muda, maka mereka para pemuda bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan  tahun 1908 masa kebangkitan nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan oleh berbagai organisasi kepemudaan. kalau para pemuda tidak mempunyai semangat juang untuk memerdekaan bangsa ini, mugkin negara ini tidak akan merdeka.

Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku para penerus estafet perjuangan bangsa, bahwa para pemuda dulu ketika masa penjajahan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk menjadikan negara Indonesia ini merdeka. Apakah pemuda sekarang sudah seperti itu??

Tapi jangan hanya menyalahkan para pemuda sekarang, mereka tidak banyak tahu tentang sejarah bangsa ini bukan mutlak kesalahan mereka. Mungkin mereka tidak banyak tahu tentang sejarah karena para orang tua, guru atau orang yang lebih dewasa tidak mengajari mereka. Atau mungkin, mereka juga tidak mengetahui tentang sejarah?? Jika benar seperti itu, betapa malunya negara ini.

BUKTI LUNTURNYA JAS MERAH

Bulan oktober kemarin saya berkunjung ke salah satu kota di jawa timur. Ketika itu saya berbincang-bincang dengan salah satu warga di daerah tersebut. Saya menanyakan tentang sejarah awal mula berdirinya kota disana, saya cukup kaget dan termenung ketika salah satu warga disana hanya menjawab “lupa mas”. Yang jadi fikiran buat saya adalah apabila orang yang lebih dewasa saja tidak tahu tentang sejarah, apakah anak-anak nya juga seperti itu?? Semoga tidak.

14 Desember 2014, saya berkunjung lagi ke salah satu kota di jawa timur tapi beda dari yang pertama. Disana saya melakukan sebuah bakti sosial dan disela-sela kegiatan tersebut, saya melakukan penelitian kepada anak sekolah dasar tentang pengetahuan mereka tentang sejarah. Dan mereka lebih banyak diam ketika ditanya seperti itu.

Dari penelitian yang telah saya lakukan, disitu sangat jelas bahwa di era globalisasi seperti ini, pengetahuan tentang sejarah sangatlah minim. Sebagai pemuda dan masyarakat Indonesia tak sepantasnya hal seperti ini terjadi.

SOLUSI UNTUK MEMULIHKAN WARNA PADA JAS MERAH

Masa-masa muda adalah masa emas untuk menentukan jalan hidup, tapi sebelum itu seorang pemuda pasti mengalami masa kanak-kanak dimana masa kanak-kanak adalah masa emas untuk mudah terpengaruh. Oleh sebab itu, pendidikan sejarah harus dimulai sejak dini. Dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting. Munkin banyak pertanyaan tentang, bagaimana kalau orang tua sendiri tidak mengerti tentang sejarah? Seorang orang tua harus mencarikan guru yang mengerti tentang sejarah untuk anak-anaknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun