Mohon tunggu...
Ali Mustahib Elyas
Ali Mustahib Elyas Mohon Tunggu... Guru - Bacalah atas nama Tuhanmu

Pendidikan itu Membebaskan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjaga Api Idealisme di Segala Usia

11 Januari 2025   10:28 Diperbarui: 11 Januari 2025   10:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : dokumen pribadi

Perkataan seperti, "Idealis sekali dia, maklum masih muda. Kita yang sudah tua mah, nggak mau begitu lagi," sering terdengar dalam berbagai situasi. Ungkapan ini mencerminkan anggapan bahwa idealisme hanyalah semangat yang dimiliki oleh generasi muda, sementara generasi tua dianggap realistis, pragmatis, dan bahkan cenderung kompromis terhadap berbagai nilai dan prinsip terhadap realitas kehidupan yang dialaminya. Persepsi seperti ini tidak hanya keliru, tetapi juga berbahaya jika dibiarkan. Idealisme sejati adalah prinsip yang seharusnya dipegang teguh oleh siapa saja, tanpa memandang usia. Dalam konteks ini, kita perlu menggali lebih dalam apa sebenarnya idealisme dan bagaimana kita bisa menjaganya agar tetap menyala di dalam diri kita, tak peduli berapa pun usia kita.

Makna Idealisme

Idealisme, menurut filsuf Immanuel Kant, adalah keyakinan pada prinsip moral yang universal dan tidak tergoyahkan oleh kepentingan pragmatis. Dalam pandangan ini, idealisme bukan sekadar cita-cita, melainkan suatu komitmen untuk berpegang pada nilai-nilai yang dianggap benar. Misalnya, dalam konteks kejujuran, seseorang yang memiliki idealisme tinggi akan memilih untuk jujur meskipun ada risiko yang harus dihadapi. Dalam Islam, idealisme sejalan dengan konsep istiqamah (konsistensi dalam kebenaran) yang merupakan salah satu karakter orang beriman. Al-Qur'an menyebutkan: "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami adalah Allah,' kemudian mereka tetap istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka..." (QS. Fussilat: 30). Ayat ini menegaskan bahwa idealisme yang dipadukan dengan keteguhan hati akan mendapatkan dukungan dari yang Maha Kuasa.

Pandangan ini diperkuat oleh pendapat Syekh Yusuf al-Qaradawi yang menegaskan bahwa istiqamah adalah bentuk idealisme tertinggi dalam Islam, yakni konsistensi pada nilai-nilai yang benar meski dihadapkan pada godaan duniawi yang bertubi-tubi. Dalam konteks ini, kita bisa melihat bagaimana banyak tokoh sejarah yang tetap berpegang pada prinsip-prinsip idealisme mereka meskipun harus menghadapi berbagai tantangan. Misalnya, ketika kita melihat perjuangan para pejuang kemerdekaan, mereka tidak hanya berjuang untuk kebebasan fisik, tetapi juga untuk nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan martabat manusia. Bahkan mereka rela kehilangan nyawanya demi memegang teguh idealisme atau nilai-nilai kebenaran yang diyakininya. Ini adalah contoh konkret bagaimana idealisme dapat memandu tindakan seseorang dalam menghadapi tantangan yang ada.

Idealisme Bukan Milik Anak Muda Saja

Menganggap idealisme sebagai milik anak muda semata adalah salah kaprah. Generasi tua justru memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam mempraktikkan nilai-nilai idealisme yang mereka yakini. Albert Einstein pernah berkata, "Cita-cita dan idealisme adalah api yang tidak boleh padam seiring bertambahnya usia, karena mereka adalah energi yang membawa perubahan." Pernyataan ini menggambarkan bahwa idealisme seharusnya menjadi sumber inspirasi yang terus menyala, bukan sesuatu yang padam seiring bertambahnya usia.

Di sisi lain, Rasulullah SAW, yang memimpin umat di usia matang, menunjukkan bahwa idealisme tetap menjadi pijakan utama dalam segala keputusan. Beliau bersabda: "Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan, jika tidak mampu maka dengan lisan, dan jika tidak mampu maka dengan hati. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa sikap melawan ketidakadilan adalah wujud idealisme yang tidak mengenal batas usia. Ketika kita melihat berbagai tantangan sosial yang ada, kita harus ingat bahwa idealisme bukan hanya tanggung jawab generasi muda, tetapi juga generasi tua yang harus memberikan contoh dan dukungan. Generasi tua tidak perlu merasa sungkan untuk menyampaikan kebenaran secara terbuka jika hanya bertujuan agar dianggap sebagai orangtua yang baik atau bijak. Untuk itu barangkali bisa direnungkan apa yang pernah dikatakan Ali bin Abi Thalib ini,  "Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik."

Menghidupkan Idealisme dalam Kehidupan Nyata

Tantangan idealisme di era modern sangat besar. Korupsi, hedonisme, dan gaya hidup permisif sering kali menjadi arus yang melawan prinsip idealisme. Namun, seperti dikatakan Tan Malaka, "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda." Artinya, jika generasi muda tidak menjaganya, generasi tua pun akan kehilangan api semangat perubahan. Kita bisa melihat bagaimana banyak pemuda yang berjuang untuk keadilan sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia. Mereka adalah contoh nyata bagaimana idealisme dapat dihidupkan melalui tindakan nyata.

Para pemimpin yang berintegritas sering kali adalah mereka yang berani memegang prinsip idealisme di tengah tekanan. Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, dan Rasulullah SAW adalah contoh tokoh-tokoh yang tidak membiarkan usia atau situasi mengikis nilai-nilai idealisme mereka. Mandela, misalnya, menghabiskan 27 tahun di penjara, tetapi semangatnya untuk memperjuangkan kesetaraan tidak pernah pudar. Ia tetap berpegang pada idealismenya meskipun harus menghadapi berbagai tantangan. Ini menunjukkan bahwa idealisme adalah kekuatan yang dapat menggerakkan seseorang untuk bertindak demi kebaikan, tidak peduli seberapa sulit situasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun