Mohon tunggu...
Ali Mustahib Elyas
Ali Mustahib Elyas Mohon Tunggu... Guru - Bacalah atas nama Tuhanmu

Pendidikan itu Membebaskan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Spirit Maulid Nabi dan Pendidikan Karakter

15 September 2024   21:28 Diperbarui: 15 September 2024   21:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: film Muhammad: The Messenger of God

Pada era disrupsi teknologi, masalah karakter di kalangan remaja di Indonesia semakin kompleks. Teknologi yang berkembang pesat memberikan dampak signifikan pada perilaku, pola pikir, dan etika remaja. 

Beberapa masalah utama yang muncul adalah: menurunnya interaksi sosial tatap muka, pengaruh konten negatif, individualisme dan menurunnya rasa gotong royong,  tantangan kedisiplinan dan ketekunan, dan cyberbullying dan kejahatan digital.

Berbagai tantangan tersebut membutuhkan upaya-upaya untuk menjawabnya, di antaranya yaitu melalui momentum peringatan hari Maulid Nabi pada tanggal 16 September 2024 ini. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momentum penting bagi umat Islam, bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan kesempatan untuk mengingat, memahami, dan meneladani ajaran serta akhlak mulia Rasulullah. 

Namun, banyak peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan secara formal setiap tahun cenderung berujung pada rutinitas tanpa tindak lanjut nyata. Dalam konteks pendidikan, Maulid Nabi seharusnya menjadi inspirasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter, dengan menjadikan Rasulullah sebagai teladan utama.

Menurut Prof. Komaruddin Hidayat, seorang cendekiawan muslim, "Rasulullah adalah contoh sempurna dalam hal integritas moral dan spiritual. Namun, untuk meneladani beliau, kita tidak bisa hanya berhenti pada retorika. Perlu adanya aksi nyata dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam, terutama akhlak Rasulullah, dalam pendidikan karakter generasi muda."

Menjadikan Maulid Nabi sebagai Penggerak Pendidikan Karakter

Salah satu cara agar spirit Maulid Nabi mampu meningkatkan kualitas pendidikan karakter adalah dengan mengubah pendekatan terhadap perayaan ini. Bukan hanya mengandalkan pidato dan ceramah, namun lebih mengutamakan implementasi nilai-nilai yang disampaikan dalam kehidupan sehari-hari. Karakter seperti jujur, amanah, disiplin, dan kasih sayang yang diajarkan Rasulullah harus dijadikan dasar dalam pengembangan diri siswa.

Dr. Abdul Mu'ti, sekretaris umum PP Muhammadiyah, menekankan bahwa pendidikan karakter yang efektif harus didasarkan pada keteladanan. Rasulullah bukan hanya mengajarkan kebaikan melalui ucapan, tetapi melalui tindakan. Jika kita ingin menanamkan nilai-nilai itu dalam diri siswa, maka guru dan orang tua harus menjadi contoh nyata dalam menjalankan prinsip-prinsip tersebut.

Dalam pidatonya yang menggelora Bung Karno berkata, "Kita sekarang ini merayakan Maulud, Maulud Nabi. Apa sebenarnya yang kita rayakan? Bukan sekadar Muhammad-nya. Bukan sekadar dia itu dulu Nabi, tidak. 

Yang kita rayakan sebenarnya ialah ajaran, konsepsi, agama yang ia berikan kepada umat. Oleh karena itu kita berkata, jikalau benar-benar engkau cinta Muhammad. Jikalau engkau benar-benar merayakan Maulud Muhammad bin Abdullah, jikalau engkau benar-benar merayakan. Kerjakanlah apa yang ia perintahkan, kerjakanlah apa yang agama ia bawa,"

Langkah-langkah Konkret untuk Meningkatkan Pendidikan Karakter

  1. Integrasi Nilai-Nilai Islam dalam Kurikulum

Nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, bukan hanya di mata pelajaran agama, tetapi juga dalam pelajaran umum. Prinsip kejujuran, kerja keras, dan kasih sayang dapat dijadikan bagian dari pelajaran sejarah, sains, atau matematika. Hal ini akan membantu siswa memahami bahwa nilai-nilai akhlak tidak terpisah dari kehidupan akademis mereka.

  1. Pelatihan untuk Guru dan Tenaga Pendidikan

Guru memainkan peran penting dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Pelatihan atau lebih tepatnya pembiasaan melalui kegiatan rutin sehari-hari secara riil  yang berfokus pada penerapan nilai-nilai karakter, khususnya yang bersumber dari keteladanan Rasulullah, sangat diperlukan. 

Prof. Arief Rachman, seorang pakar pendidikan, menyatakan bahwa guru harus menjadi role model yang konsisten dalam nilai-nilai moral yang mereka ajarkan. Tanpa keteladanan, pendidikan karakter hanya akan menjadi teori belaka.

  1. Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Nilai-Nilai Islam

Selain pendidikan formal di kelas, kegiatan ekstrakurikuler yang menumbuhkan nilai-nilai Islam harus diperbanyak. Kegiatan seperti bakti sosial, pembelajaran kepemimpinan dengan teladan Rasulullah, dan pengembangan keterampilan sosial (sportifitas, supportifitas, ketangguhan, kebersamaan, dan lain-lain) dengan pendekatan empati dapat menjadi sarana efektif untuk membentuk karakter siswa.

  1. Pendidikan Berbasis Komunitas dan Keluarga

Pendidikan karakter tidak bisa dilakukan hanya di sekolah. Komunitas dan keluarga memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai yang baik. Oleh karena itu, program pendidikan karakter harus melibatkan orang tua dan masyarakat. 

Misalnya, sekolah dapat bekerja sama dengan masjid, RT/RW atau komunitas lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan amal yang melibatkan siswa dan keluarga mereka. Hal ini akan menguatkan semangat kebersamaan dan tanggung jawab sosial.

  1. Penggunaan Dana Secara Produktif

Menjelang hari peringatan Maulid Nabi, biasanya ada Upaya penggalangan dana yang dilakukan secara khusus dan perencanaan yang serius. Sayangnya, dana yang berhasil dikumpulkan dan tidak jarang mencapai jumlah besar  sering kali dihabiskan untuk peringatan Maulid Nabi yang formal dan seremonial saja. Akan lebih bermanfaat jika sebagian dana ini dialihkan untuk program-program yang mendukung upaya penerapan ajaran Rasulullah. 

Misalnya, pengembangan fasilitas pendidikan berbasis nilai-nilai agama, renovasi sarana-prasarana ibadah yang lebih layak, atau kegiatan sosial yang dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Dr. Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum MUI, menegaskan, "Dana besar yang dihabiskan untuk kegiatan formal bisa dialokasikan untuk hal-hal yang lebih produktif, seperti pembangunan fasilitas pendidikan dan kegiatan sosial yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat."

Intervensi Serius dalam Mendorong Implementasi

Peningkatan pendidikan karakter membutuhkan intervensi serius dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini dengan cepat, strategi-strategi berikut dapat diterapkan:

  1. Kebijakan Pendidikan Karakter yang Kuat

Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mewajibkan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai akhlak Rasulullah di sekolah. Hal ini bisa melibatkan perubahan kurikulum, pelatihan guru, dan pengawasan pelaksanaan di lapangan. Sekolah sebenarnya dapat berinisiatif secara mandiri untuk memberlakukan kebijakan semacam itu tanpa harus menunggu peraturan pemerintah.

  1. Kampanye Kesadaran Melalui Media Sosial dan Media Massa

Saat ini, media sosial memiliki peran besar dalam menyebarkan informasi dan membentuk opini publik. Oleh karena itu, kampanye yang mempromosikan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan melalui media sosial dan media massa, agar pesan-pesan kebaikan bisa menjangkau lebih banyak orang. 

Mengingat media sosial merupakan platform terbuka, maka prinsip universalitas (rahmatan lil-alamin) harus menjadi pertimbangan utama. Meski demikian, tidak harus disertai dengan menyembunyikan simbol-simbol sebagai seorang muslim. Tampil percaya diri sebagai muslim dan sekaligus care terhadap sesama manusia.

  1. Penghargaan bagi Sekolah dan Guru yang Berhasil dalam Pendidikan Karakter

Pemerintah atau lembaga pendidikan dapat memberikan penghargaan kepada sekolah atau guru yang berhasil menerapkan program pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Rasulullah. Penghargaan ini akan memotivasi lebih banyak orang dan sekolah untuk serius dalam menerapkan program tersebut. 

Namun perlu disadari bahwa keberhasilan pendidikan karakter sebetulnya tidak membutuhkan penghargaan apapun karena keberhasilan tersebut sudah menjadi semacam penghargaan yang justru tidak ternilai harganya. Kita yakin, mereka yang telah baik karakternya, tidak membutuhkan lagi penghargaan yang bersifat materi atau apresiasi dari sesama manusia.

Dengan langkah-langkah konkret ini, spirit Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi menjadi momentum yang mendorong umat Islam, terutama generasi muda, untuk meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Islam akan berkembang dengan cepat dan efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun