Mohon tunggu...
Ali Mustahib Elyas
Ali Mustahib Elyas Mohon Tunggu... Guru - Bacalah atas nama Tuhanmu

Pendidikan itu Membebaskan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Spirit Maulid Nabi dan Pendidikan Karakter

15 September 2024   21:28 Diperbarui: 15 September 2024   21:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: film Muhammad: The Messenger of God

Nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, bukan hanya di mata pelajaran agama, tetapi juga dalam pelajaran umum. Prinsip kejujuran, kerja keras, dan kasih sayang dapat dijadikan bagian dari pelajaran sejarah, sains, atau matematika. Hal ini akan membantu siswa memahami bahwa nilai-nilai akhlak tidak terpisah dari kehidupan akademis mereka.

  1. Pelatihan untuk Guru dan Tenaga Pendidikan

Guru memainkan peran penting dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Pelatihan atau lebih tepatnya pembiasaan melalui kegiatan rutin sehari-hari secara riil  yang berfokus pada penerapan nilai-nilai karakter, khususnya yang bersumber dari keteladanan Rasulullah, sangat diperlukan. 

Prof. Arief Rachman, seorang pakar pendidikan, menyatakan bahwa guru harus menjadi role model yang konsisten dalam nilai-nilai moral yang mereka ajarkan. Tanpa keteladanan, pendidikan karakter hanya akan menjadi teori belaka.

  1. Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Nilai-Nilai Islam

Selain pendidikan formal di kelas, kegiatan ekstrakurikuler yang menumbuhkan nilai-nilai Islam harus diperbanyak. Kegiatan seperti bakti sosial, pembelajaran kepemimpinan dengan teladan Rasulullah, dan pengembangan keterampilan sosial (sportifitas, supportifitas, ketangguhan, kebersamaan, dan lain-lain) dengan pendekatan empati dapat menjadi sarana efektif untuk membentuk karakter siswa.

  1. Pendidikan Berbasis Komunitas dan Keluarga

Pendidikan karakter tidak bisa dilakukan hanya di sekolah. Komunitas dan keluarga memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai yang baik. Oleh karena itu, program pendidikan karakter harus melibatkan orang tua dan masyarakat. 

Misalnya, sekolah dapat bekerja sama dengan masjid, RT/RW atau komunitas lainnya untuk menyelenggarakan kegiatan amal yang melibatkan siswa dan keluarga mereka. Hal ini akan menguatkan semangat kebersamaan dan tanggung jawab sosial.

  1. Penggunaan Dana Secara Produktif

Menjelang hari peringatan Maulid Nabi, biasanya ada Upaya penggalangan dana yang dilakukan secara khusus dan perencanaan yang serius. Sayangnya, dana yang berhasil dikumpulkan dan tidak jarang mencapai jumlah besar  sering kali dihabiskan untuk peringatan Maulid Nabi yang formal dan seremonial saja. Akan lebih bermanfaat jika sebagian dana ini dialihkan untuk program-program yang mendukung upaya penerapan ajaran Rasulullah. 

Misalnya, pengembangan fasilitas pendidikan berbasis nilai-nilai agama, renovasi sarana-prasarana ibadah yang lebih layak, atau kegiatan sosial yang dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Dr. Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum MUI, menegaskan, "Dana besar yang dihabiskan untuk kegiatan formal bisa dialokasikan untuk hal-hal yang lebih produktif, seperti pembangunan fasilitas pendidikan dan kegiatan sosial yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat."

Intervensi Serius dalam Mendorong Implementasi

Peningkatan pendidikan karakter membutuhkan intervensi serius dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini dengan cepat, strategi-strategi berikut dapat diterapkan:

  1. Kebijakan Pendidikan Karakter yang Kuat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun